#31haringetikdiblog
Wah ga kerasa udah mencapai hari terakhir gerakan #31haringetikdiblog. Yaaa walaupun bolong 10 hari, lumayanlah 50.000-nya tetep masuk kantong sendiri hahaha..
Meskipun gerakannya bikin-bikin sendiri, ngarang-ngarang sendiri, nulis-nulis sendiri, tapi tetep aja bangga loh bisa menunaikan amanah dari diri sendiri hihihi..
Semoga taun depan #31haringetikdiblog ini masih eksis di blog saya dan ga kalah dari gerakan super eksis #31harimenulis :D
Anyway, di postingan ini, saya pengen membicarakan tentang musik.
Bukan tentang tangga nada lagu, kunci-kunci memainkan sebuah lagu atau cara mengarang lagu. Melainkan tentang makna dari sebuah alunan lagu. Makna yang menciptakan suasana. Suasanan apapun itu, senang, sedih, haru, bangga, marah, rindu sampai galau.
Iya.. betapa sebuah musik ini secara sadar ataupun ga sadar bisa memainkan perasaan dan emosi seseorang, ga cuma buat penyanyinya melainkan untuk orang yang mendengarkan.
Saya sendiri termasuk salah satu penikmat musik. Saya senang mendengarkan musik sesuai dengan mood saya. Musik, juga bisa mengantarkan mood saya ke titik paling rendah sampai titik paling tinggi. Ketika mood lagi jelek, saya bisa menaikkan sedikit mood saya dengan mendengarkan lagu-lagu yang bisa bikin kepala dan badan gerak alias joget. Tapi ga jarang juga, ketika saya lagi seneng, terus tiba-tiba keputer lagu mellow yang bikin sedih, saya jadi kebawa galau, apalagi kalo lagunya menyimpan memori. Beeh udah deh selesai!
Demikian juga halnya dengan lirik lagu. Lirik lagu ini memberikan efek paling besar bagi banyak orang, termasuk saya. Makna akan lirik lagu itu ga jarang mewakilkan perasaan atau apapun yang orang rasakan, tanpa bisa diungkapkan. Mau seneng, sedih, marah, kangen, galau, semua perasaan. Apalagi kalo lagi kangen sama orang, terus muterin lagu yang liriknya sendu-sendu kangen ga tersampaikan gitu, aaaahh..... udah minum baygon aja deh.. Lain halnya kalo hati lagi berbunga-bunga, terus dengerin lagu yang liriknya sesuai sama perasaan, bisa bikin mood naik banget.
Nah.. saya tipe orang yang kalo lagi suka sama satu lagu, maka saya akan dengerin lagu itu sampe beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali, sampe saya bosen sendiri. Selain makna lirik yang diresapi dan membawa suasana hati, musik pengiring lirik itu sendiri juga memiliki andil yang lumayan besar. Misalnya lagi sedih, terus dengerin lagu yang liriknya juga sedih dengan alunan musik yang mellow, bawaannya jadi gimanaaaaa gitu....
Ga heran kalo saya sering terbawa suasana juga dengan mendengarkan musik dan meresapi makna liriknya. Mungkin ga cuma saya, semua orang pasti merasakannya..
Itu dia hebatnya musik. Selain untuk didengarkan, juga bisa untuk diresapi dan dirasakan, seolah musik itu adalah hati yang kita sembunyikan tanpa bisa diungkapkan.
.SWEET LIKE CANDY, FRESH LIKE MINT, WARM LIKE CHOCOLATE, FUN LIKE COLOUR, VALUABLE LIKE GOLD.
31 May 2012
30 May 2012
Sukanya Random
#31haringetikdiblog
Semalem saya sempat mengalami susah tidur alias insomnia. Hasil dari susah tidur semalam, adalah sebuah pemikiran random yang ntah darimana saya menemukannya.
Berdasarkan dari pengalaman dan pengamatan yang ada di sekitar saya, saya berpikiran bahwa pacar yang ketemunya ga disangka-sangka akan lebih awet masa pacarannya dibandingkan dengan pacar yang berawal dari pertemanan. Ga tau itu bener apa engga..
Hasil pemikiran random tersebut menghasilkan beberapa analisis sederhana, berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya.
1. Biasanya perempuan itu males buat pacaran sama temen laki-lakinya karena udah merasa cocok sebagai teman.
2. Biasanya perempuan itu ga mau merusak suatu hubungan pertemanan hanya karena suatu hubungan berkomitmen dengan teman laki-lakinya.
3. Biasanya perempuan itu menolak teman laki-lakinya untuk menjadi pacar, karena udah memikirkan jangka panjang, misal kalo nanti putus, bisa jadinya hubungannya jadi ga enak. Nah hal semacam itu yang biasanya dihindari oleh perempuan.
4. Biasanya perempuan kalo udah nyaman berteman sama teman laki-lakinya, maka ia akan tetap menganggap si laki-laki sebagai teman atau bahkan sahabatnya.
5. Saya pribadi sebagai perempuan, akan merasakan sesuatu yang berbeda apabila ada laki-laki yang mendekati karena memang tujuannya jelas, bukan dengan menjadikan pertemanan sebagai modus. Kalo mau pendekatan ya pendekatan.
6. Biasanya laki-laki yang udah punya 'perasaan' sama seorang perempuan sejak awal dan bukan naksir-naksir biasa, akan menunjukkan sikap yang berbeda dibandingkan dengan teman perempuannya. Hal itu juga yang bisa dijadikan penilaian oleh seorang perempuan.
Itu sekian hasil analisis sederhana dari pemikiran random saya. Saya sendiri pun ga tau itu bener apa engga. Kalaupun ga semua perempuan merasakan hal itu, paling engga keenam poin itu mewakili apa yang saya rasakan. Tapi saya sendiri juga ga menganggap kalo pasangan yang pacarannya berawal dari temenan itu pasti ga akan lama, atau kalaupun lama pasti ujungnya putus. Ada juga teman-teman saya yang pacarannya berawal dari temenan dan sepertinya baik-baik aja.
Pemikiran random saya di atas, bukan berarti men-generalisir. Itu hanya sebuah rumus yang terlintas di pikiran.
Kalau yang namanya sayang, tulus dan saling melengkapi sih, mau berawal dari temenan kek, mau ga sengaja ketemu di pasar kek, mau ga sengaja tabrakan di jalan kek, mau ga sengaja kenalan di halte bis kek, mau ga sengaja ngeliat di restoran kek, insyaAllah hubungannya akan berakhir dengan indah (kebanyakan nonton FTV si karlo), eh tapi emang bener kok hehehe :)
Semalem saya sempat mengalami susah tidur alias insomnia. Hasil dari susah tidur semalam, adalah sebuah pemikiran random yang ntah darimana saya menemukannya.
Berdasarkan dari pengalaman dan pengamatan yang ada di sekitar saya, saya berpikiran bahwa pacar yang ketemunya ga disangka-sangka akan lebih awet masa pacarannya dibandingkan dengan pacar yang berawal dari pertemanan. Ga tau itu bener apa engga..
Hasil pemikiran random tersebut menghasilkan beberapa analisis sederhana, berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya.
1. Biasanya perempuan itu males buat pacaran sama temen laki-lakinya karena udah merasa cocok sebagai teman.
2. Biasanya perempuan itu ga mau merusak suatu hubungan pertemanan hanya karena suatu hubungan berkomitmen dengan teman laki-lakinya.
3. Biasanya perempuan itu menolak teman laki-lakinya untuk menjadi pacar, karena udah memikirkan jangka panjang, misal kalo nanti putus, bisa jadinya hubungannya jadi ga enak. Nah hal semacam itu yang biasanya dihindari oleh perempuan.
4. Biasanya perempuan kalo udah nyaman berteman sama teman laki-lakinya, maka ia akan tetap menganggap si laki-laki sebagai teman atau bahkan sahabatnya.
5. Saya pribadi sebagai perempuan, akan merasakan sesuatu yang berbeda apabila ada laki-laki yang mendekati karena memang tujuannya jelas, bukan dengan menjadikan pertemanan sebagai modus. Kalo mau pendekatan ya pendekatan.
6. Biasanya laki-laki yang udah punya 'perasaan' sama seorang perempuan sejak awal dan bukan naksir-naksir biasa, akan menunjukkan sikap yang berbeda dibandingkan dengan teman perempuannya. Hal itu juga yang bisa dijadikan penilaian oleh seorang perempuan.
Itu sekian hasil analisis sederhana dari pemikiran random saya. Saya sendiri pun ga tau itu bener apa engga. Kalaupun ga semua perempuan merasakan hal itu, paling engga keenam poin itu mewakili apa yang saya rasakan. Tapi saya sendiri juga ga menganggap kalo pasangan yang pacarannya berawal dari temenan itu pasti ga akan lama, atau kalaupun lama pasti ujungnya putus. Ada juga teman-teman saya yang pacarannya berawal dari temenan dan sepertinya baik-baik aja.
Pemikiran random saya di atas, bukan berarti men-generalisir. Itu hanya sebuah rumus yang terlintas di pikiran.
Kalau yang namanya sayang, tulus dan saling melengkapi sih, mau berawal dari temenan kek, mau ga sengaja ketemu di pasar kek, mau ga sengaja tabrakan di jalan kek, mau ga sengaja kenalan di halte bis kek, mau ga sengaja ngeliat di restoran kek, insyaAllah hubungannya akan berakhir dengan indah (kebanyakan nonton FTV si karlo), eh tapi emang bener kok hehehe :)
29 May 2012
Kostum Polisi/Kostum Badut?
#31haringetikdiblog
Polisi, (seharusnya) adalah seseorang yang bisa dijadikan contoh untuk melindungi dan juga menjaga keamanan banyak orang. Sayangnya... lama-kelamaaan makna akan seorang polisi, khusus di negara Indonesia ini, luntur. Ntah karena memang kinerja yang menurun atau terlalu sombong dengan kostum yang mereka kenakan. Banyak polisi yang merasa dirinya 'tinggi', sehingga bukannya membantu orang lain, justru malah menganggap orang lain 'rendah', bukannya mencari solusi yang baik, justru malah menganggap enteng pengaduan masyarakat, bukannya memperingatkan yang baik, justru menguras kantong orang lain, bukannya tegas sama suatu keputusan, justru labil kayak ABG lagi pdkt. Yaaaa.. itu sebagian bentuk kelunturan citra polisi di mata saya.
Kayak kejadian yang baru aja saya alami tadi siang. Saya menemani seorang teman saya ke kantor polisi untuk mengadukan tindakan kriminal yang baru saja menimpanya. Kejadian itu terjadi kemarin di salah satu daerah di kota Yogyakarta. Mobil teman saya menjadi target pemecahan kaca, lalu tas yang ada di dalamnya diambil. Akibat musibah itu, teman saya mengalami kerugian yang... yaaa cukup lumayan bikin klengerlah kalo buat makan nasi kucing.
Lalu teman saya mendatangi salah satu cabang kantor polisi di Yogyakarta, untuk meminta surat kehilangan, karena buku tabungan yang hilang bersama isi tas lainnya.Kurang lebih isi percakapannya adalah sebagai berikut.
Teman saya (TS) : Permisi Pak..
Saya (S) : Selamat siang..
Polisi (P) : Iya, ada apa ya? (sibuk main game di komputer)
TS : Saya mau bikin surat kehilangan pak..
P : Iya ada apa? (masih sibuk nge-game, kedengeran dari suara komputernya)
TS : Buku tabungan saya hilang pak, kemarin mobil saya dipecah kacanya, terus tas saya diambil..
P : Dimana kejadiannya? (nyelesaiin main game, terus ngeliat ke arah saya dan teman saya)
S : Di daerah selokan mataram itu pak, kalo dari mercu buana lurus aja ke arah selokan..
P : Ke selatan? Apa ke barat? (ke komputer lagi, sibuk ntah ngapain itu)
S : (ga paham) Hmm.. pokoknya kalo dari mercu buana lurus aja nanti ketemu jembatan selokan itu lurus lagi pak.
P : Ya daerah situ emang rawan.. Itu mobilnya ada asuransinya ga? (masih rempong sama komputernya)
TS : Engga pak..
P : Kalo ada asuransinya, tinggal ganti aja sama asuransi. Kalo engga, yaudah ga bisa itu. (enteng banget ngomongnya)
TS : Engga pak, saya bukan mau minta ganti. Saya cuma pengen ngasih tau kalo di daerah situ banyak kejadian kayak gitu...
P : (nyela) Ya emang daerah situ rawan.
TS : Iya makanya, mungkin bisa diadakan razia atau pemeriksaan yang lebih sering, biar ga keulang lagi.
--------------------------------------------------------------------------- *percakapan berlanjut*
Percakapan di atas adalah sepenggal yang menurut saya, cukup menurunkan citra dari polisi itu sendiri. Kurang punya kepekaan untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika ada masyarakat yang mengadu, menjadi hal yang menurut saya.. so CUIH banget untuk polisi seperti itu.
At least, kalo emang ga bisa memberikan solusi yang baik dan solutif, si polisi ini bisa memberikan perlakuan yang lebih baik untuk teman saya yang menjadi korban kejahatan, mendengarkan dengan baik kek, ga diselingi dengan game di komputernya kek, paling engga menunjukkan keseriusan kalo dia emang seorang polisi beneran, bukan polisi asal pake kostum.
Hal itu semakin menurunkan citra polisi di mata saya. Belom juga naik citra polisi yang merosot di mata saya karena gagalnya konser Lady Gaga akibat polisi yang labil, sekarang udah ketemu lagi polisi yang cuma asal pake kostum. Ah.. emang aneh negara kita ini.
Kalo polisinya aja kayak gitu, gimana bisa tentram negara kita?
Akhir kata, dear Bapak Polisi bernama Sumarjono yang bekerja di kantor polisi Yogyakarta cabang manapun itu, kalo masih pengen jadi polisi yang disanjung masyarakat, bertindaklah sebagaimana seharusnya polisi bekerja. Jangan cuma pasang kostum polisi dengan pangkatnya aja, tapi pelayanannya.. NOL! Badut aja kalo udah pake kostum, pelayanannya total loh.. Masa kalah sama badut? :p
Polisi, (seharusnya) adalah seseorang yang bisa dijadikan contoh untuk melindungi dan juga menjaga keamanan banyak orang. Sayangnya... lama-kelamaaan makna akan seorang polisi, khusus di negara Indonesia ini, luntur. Ntah karena memang kinerja yang menurun atau terlalu sombong dengan kostum yang mereka kenakan. Banyak polisi yang merasa dirinya 'tinggi', sehingga bukannya membantu orang lain, justru malah menganggap orang lain 'rendah', bukannya mencari solusi yang baik, justru malah menganggap enteng pengaduan masyarakat, bukannya memperingatkan yang baik, justru menguras kantong orang lain, bukannya tegas sama suatu keputusan, justru labil kayak ABG lagi pdkt. Yaaaa.. itu sebagian bentuk kelunturan citra polisi di mata saya.
Kayak kejadian yang baru aja saya alami tadi siang. Saya menemani seorang teman saya ke kantor polisi untuk mengadukan tindakan kriminal yang baru saja menimpanya. Kejadian itu terjadi kemarin di salah satu daerah di kota Yogyakarta. Mobil teman saya menjadi target pemecahan kaca, lalu tas yang ada di dalamnya diambil. Akibat musibah itu, teman saya mengalami kerugian yang... yaaa cukup lumayan bikin klengerlah kalo buat makan nasi kucing.
Lalu teman saya mendatangi salah satu cabang kantor polisi di Yogyakarta, untuk meminta surat kehilangan, karena buku tabungan yang hilang bersama isi tas lainnya.Kurang lebih isi percakapannya adalah sebagai berikut.
Teman saya (TS) : Permisi Pak..
Saya (S) : Selamat siang..
Polisi (P) : Iya, ada apa ya? (sibuk main game di komputer)
TS : Saya mau bikin surat kehilangan pak..
P : Iya ada apa? (masih sibuk nge-game, kedengeran dari suara komputernya)
TS : Buku tabungan saya hilang pak, kemarin mobil saya dipecah kacanya, terus tas saya diambil..
P : Dimana kejadiannya? (nyelesaiin main game, terus ngeliat ke arah saya dan teman saya)
S : Di daerah selokan mataram itu pak, kalo dari mercu buana lurus aja ke arah selokan..
P : Ke selatan? Apa ke barat? (ke komputer lagi, sibuk ntah ngapain itu)
S : (ga paham) Hmm.. pokoknya kalo dari mercu buana lurus aja nanti ketemu jembatan selokan itu lurus lagi pak.
P : Ya daerah situ emang rawan.. Itu mobilnya ada asuransinya ga? (masih rempong sama komputernya)
TS : Engga pak..
P : Kalo ada asuransinya, tinggal ganti aja sama asuransi. Kalo engga, yaudah ga bisa itu. (enteng banget ngomongnya)
TS : Engga pak, saya bukan mau minta ganti. Saya cuma pengen ngasih tau kalo di daerah situ banyak kejadian kayak gitu...
P : (nyela) Ya emang daerah situ rawan.
TS : Iya makanya, mungkin bisa diadakan razia atau pemeriksaan yang lebih sering, biar ga keulang lagi.
--------------------------------------------------------------------------- *percakapan berlanjut*
Percakapan di atas adalah sepenggal yang menurut saya, cukup menurunkan citra dari polisi itu sendiri. Kurang punya kepekaan untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika ada masyarakat yang mengadu, menjadi hal yang menurut saya.. so CUIH banget untuk polisi seperti itu.
At least, kalo emang ga bisa memberikan solusi yang baik dan solutif, si polisi ini bisa memberikan perlakuan yang lebih baik untuk teman saya yang menjadi korban kejahatan, mendengarkan dengan baik kek, ga diselingi dengan game di komputernya kek, paling engga menunjukkan keseriusan kalo dia emang seorang polisi beneran, bukan polisi asal pake kostum.
Hal itu semakin menurunkan citra polisi di mata saya. Belom juga naik citra polisi yang merosot di mata saya karena gagalnya konser Lady Gaga akibat polisi yang labil, sekarang udah ketemu lagi polisi yang cuma asal pake kostum. Ah.. emang aneh negara kita ini.
Kalo polisinya aja kayak gitu, gimana bisa tentram negara kita?
Akhir kata, dear Bapak Polisi bernama Sumarjono yang bekerja di kantor polisi Yogyakarta cabang manapun itu, kalo masih pengen jadi polisi yang disanjung masyarakat, bertindaklah sebagaimana seharusnya polisi bekerja. Jangan cuma pasang kostum polisi dengan pangkatnya aja, tapi pelayanannya.. NOL! Badut aja kalo udah pake kostum, pelayanannya total loh.. Masa kalah sama badut? :p
28 May 2012
Random of 'Nano-Nano'
#31haringetikdiblog
Kadang saya bertanya, kenapa masa lalu itu begitu bisa membuat kita terlarut? Larut dalam kenangan, kesedihan, kemarahan, kekecewaan, ketakutan bahkan juga kerinduan. Bahkan ga sedikit yang merasa bahwa masa lalu yang pahit itu akan indah pada waktunya. Ah.. so prek banget itu. Indah pada waktunya? Kapan? Setaun? Dua taun? Tiga taun? Sepuluh taun? Dua puluh taun? Seratus taun? Kapan? Kalopun memang akan indah, itu ga akan indah dengan sendirinya.
Sering kita terjebak dalam masa lalu. Hal itu yang bikin kita kadang jadi terlalu lemah untuk sekedar melangkahkan kaki kita menuju yang lebih baik. Jangankan yang lebih baik, melangkahkan kaki untuk sekedar menikmati hidup pun susah. Ntah itu karena kita yang terlalu tulus atau kita yang terlalu bodoh.
Masa lalu.. Begitu se-nano-nano itukah dirimu? Sehingga membuat kenangan yang menyedihkan dan mengecewakan itu menjadi hal yang dirindukan sekaligus ditakutkan?
Kadang saya bertanya, kenapa masa lalu itu begitu bisa membuat kita terlarut? Larut dalam kenangan, kesedihan, kemarahan, kekecewaan, ketakutan bahkan juga kerinduan. Bahkan ga sedikit yang merasa bahwa masa lalu yang pahit itu akan indah pada waktunya. Ah.. so prek banget itu. Indah pada waktunya? Kapan? Setaun? Dua taun? Tiga taun? Sepuluh taun? Dua puluh taun? Seratus taun? Kapan? Kalopun memang akan indah, itu ga akan indah dengan sendirinya.
Sering kita terjebak dalam masa lalu. Hal itu yang bikin kita kadang jadi terlalu lemah untuk sekedar melangkahkan kaki kita menuju yang lebih baik. Jangankan yang lebih baik, melangkahkan kaki untuk sekedar menikmati hidup pun susah. Ntah itu karena kita yang terlalu tulus atau kita yang terlalu bodoh.
Masa lalu.. Begitu se-nano-nano itukah dirimu? Sehingga membuat kenangan yang menyedihkan dan mengecewakan itu menjadi hal yang dirindukan sekaligus ditakutkan?
26 May 2012
Aku Ada Karna KEPO
#31haringetikdiblog
"Kar, katanya si artis A hamil sebelum nikah ya?? Bener ga??"
"Kar, masa mantannya si B udah pacaran lagi sekarang, padahal baru putus sebulan. Menurut lo dia selingkuh apa engga??"
"Kar, emang bener ya si C itu pacaran sama si D padahal udah nikah sama si E??"
"Kar, kalo twitter di protect, mau ngepoin gimana?"
"Kar, semua akun jejaring sosial dia diprotect, tapi gw pengen tau kabar dia, tapi gw ga mau ngubungin langsung, gw harus gimana biar tau?"
"Kar, ada kabar terbaru apa dari hasil pengamatan lo?"
Oke.... Itu adalah sekian pertanyaan yang pernah dilontarkan oleh sebagian teman-teman saya kepada saya.
Kadang saya suka bingung, kenapa mereka menanyakan hal-hal itu kepada saya. Emangnya dipikir saya ini wartawan infotainment?!
Perkenalkan nama saya Karla. Saya dijuluki Editor In Chief Kepo Magazine oleh teman-teman saya.
Memang sih, bagi saya, kepo itu menyenangkan hahaha.. Kadang bikin sepet juga sih.. Tergantung topik yang mau dikepoin.
Banyak orang bilang, kepo itu cuma buat orang-orang yang penasaran sama kehidupan pribadi orang lain, saya ga bisa menyerang pendapat itu salah. Tapi sebenernya kepo itu ga cuma untuk mengetahui kehidupan pribadi orang lain, tapi juga untuk mencari ilmu. Sesungguhnya kepo itu bisa membuat anda yang tidak tau menjadi tau dan yang tidak mengerti menjadi mengerti hehe.. Dan ga selamanya topik kepo-mengepo itu tentang kehidupan pribadi orang lain, walau kadang ujung-ujungnya bisa terjebak ke dalam informasi kehidupan pribadi orang lain hehe..
Sama halnya kayak topik kepo saya beberapa bulan yang lalu tentang salah satu calon gubernur DKI, yang saat ini sedang menjabat sebagai gubernur di salah satu kota di pulau Sumatera (pasti udah ketebak).
Pada dasarnya saya cuma mau mengulik informasi, kenapa sih beliau ini mau menjabat sebagai calon gubernur DKI, apa juga motivasi beliau mengajukan diri sebagai calon gubernur DKI, dan lain-lainnya. Logikanya ketika saya ingin mengetahui hal-hal tersebut, maka saya akan mencarinya di situs-situs berita di internet. Iya.. saya melakukannya. Ketika rasa penasaran saya terjawab, terbesitlah di pikiran saya, ketika beliau tersandung masalah.... ehem.... perselingkuhan. Lanjut deh saya mencari informasi terbaru seputar masalah tersebut. Lalu saya menemukan fakta-fakta terbaru seputar isu itu.
Nah.. kalo udah begini apakah itu namanya penasaran dengan kehidupan pribadi orang lain?? Iya sih.. dikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttt.... Hahahaha...
Kepo itu bisa menjadi hal yang menyenangkan, sekaligus menyakitkan. Sebagai seorang kepoers, kita harus pintar-pintar mencari topik dan objek yang kira-kira bisa menghasilkan banyak informasi yang orang lain ga tau. Kayak misalnya, informasi tentang public figure yang di infotainment masih gosip, topik itu akan menjadi topik yang menyenangkan untuk dikulik, dan ketika kita mendapat jawabannya, maka kita akan merasa sangat puas :D
Nah.. ga jarang juga kita terjebak dalam kekepoan itu sendiri. Kayak misalnya... ehem.... ngepoin mantan pacar. Topik yang satu ini, sering merubah sang pengepo menjadi bajing loncat. Gimana engga? Kadang dari satu orang, kita bisa mengepo ke orang lain, orang lain, orang lainnya lagi, bahkan ke orang-orang yang ga kita kenal sekalipun. Dari satu akun, kita akan nyasar ke akun yang lain, yang lain, yang lainnya lagi. Yang ngeselin, pas kita lagi seru-serunya ngepoin, taunya akunnya diprotect. JDAR!! Wah kalo udah gini rasanya petualangan mengepo akan topik itu bakal jadi super panjang hahaha.. Nah itu dia serunya.. Ga jarang juga dari hasil mem-bajing loncat itu, sang pengepo akhirnya jadi sakit hati sendiri, karena tau si mantan pacar (misalnya) udah punya pacar baru, udah punya gebetan atau malah udah ga menganggap kita jadi mantannya. Nah.. semua itu resiko dari mengepo, khususnya ngepoin mantan.
Jadi nih, mendingan kalo baru putus dan belom bisa move on dari mantan, jangan ngepoin dulu, ntar malah jadi sakit sendiri. Tapi kalo udah siap dengan apapun hasil yang diliat ya silahkan..
Intinya aktivitas kepo ini, menyimpan sejuta cerita tersirat yang akhirnya akan terungkap.. setajam silet *malah
"Kar, katanya si artis A hamil sebelum nikah ya?? Bener ga??"
"Kar, masa mantannya si B udah pacaran lagi sekarang, padahal baru putus sebulan. Menurut lo dia selingkuh apa engga??"
"Kar, emang bener ya si C itu pacaran sama si D padahal udah nikah sama si E??"
"Kar, kalo twitter di protect, mau ngepoin gimana?"
"Kar, semua akun jejaring sosial dia diprotect, tapi gw pengen tau kabar dia, tapi gw ga mau ngubungin langsung, gw harus gimana biar tau?"
"Kar, ada kabar terbaru apa dari hasil pengamatan lo?"
Oke.... Itu adalah sekian pertanyaan yang pernah dilontarkan oleh sebagian teman-teman saya kepada saya.
Kadang saya suka bingung, kenapa mereka menanyakan hal-hal itu kepada saya. Emangnya dipikir saya ini wartawan infotainment?!
Perkenalkan nama saya Karla. Saya dijuluki Editor In Chief Kepo Magazine oleh teman-teman saya.
Memang sih, bagi saya, kepo itu menyenangkan hahaha.. Kadang bikin sepet juga sih.. Tergantung topik yang mau dikepoin.
Banyak orang bilang, kepo itu cuma buat orang-orang yang penasaran sama kehidupan pribadi orang lain, saya ga bisa menyerang pendapat itu salah. Tapi sebenernya kepo itu ga cuma untuk mengetahui kehidupan pribadi orang lain, tapi juga untuk mencari ilmu. Sesungguhnya kepo itu bisa membuat anda yang tidak tau menjadi tau dan yang tidak mengerti menjadi mengerti hehe.. Dan ga selamanya topik kepo-mengepo itu tentang kehidupan pribadi orang lain, walau kadang ujung-ujungnya bisa terjebak ke dalam informasi kehidupan pribadi orang lain hehe..
Sama halnya kayak topik kepo saya beberapa bulan yang lalu tentang salah satu calon gubernur DKI, yang saat ini sedang menjabat sebagai gubernur di salah satu kota di pulau Sumatera (pasti udah ketebak).
Pada dasarnya saya cuma mau mengulik informasi, kenapa sih beliau ini mau menjabat sebagai calon gubernur DKI, apa juga motivasi beliau mengajukan diri sebagai calon gubernur DKI, dan lain-lainnya. Logikanya ketika saya ingin mengetahui hal-hal tersebut, maka saya akan mencarinya di situs-situs berita di internet. Iya.. saya melakukannya. Ketika rasa penasaran saya terjawab, terbesitlah di pikiran saya, ketika beliau tersandung masalah.... ehem.... perselingkuhan. Lanjut deh saya mencari informasi terbaru seputar masalah tersebut. Lalu saya menemukan fakta-fakta terbaru seputar isu itu.
Nah.. kalo udah begini apakah itu namanya penasaran dengan kehidupan pribadi orang lain?? Iya sih.. dikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttt.... Hahahaha...
Kepo itu bisa menjadi hal yang menyenangkan, sekaligus menyakitkan. Sebagai seorang kepoers, kita harus pintar-pintar mencari topik dan objek yang kira-kira bisa menghasilkan banyak informasi yang orang lain ga tau. Kayak misalnya, informasi tentang public figure yang di infotainment masih gosip, topik itu akan menjadi topik yang menyenangkan untuk dikulik, dan ketika kita mendapat jawabannya, maka kita akan merasa sangat puas :D
Nah.. ga jarang juga kita terjebak dalam kekepoan itu sendiri. Kayak misalnya... ehem.... ngepoin mantan pacar. Topik yang satu ini, sering merubah sang pengepo menjadi bajing loncat. Gimana engga? Kadang dari satu orang, kita bisa mengepo ke orang lain, orang lain, orang lainnya lagi, bahkan ke orang-orang yang ga kita kenal sekalipun. Dari satu akun, kita akan nyasar ke akun yang lain, yang lain, yang lainnya lagi. Yang ngeselin, pas kita lagi seru-serunya ngepoin, taunya akunnya diprotect. JDAR!! Wah kalo udah gini rasanya petualangan mengepo akan topik itu bakal jadi super panjang hahaha.. Nah itu dia serunya.. Ga jarang juga dari hasil mem-bajing loncat itu, sang pengepo akhirnya jadi sakit hati sendiri, karena tau si mantan pacar (misalnya) udah punya pacar baru, udah punya gebetan atau malah udah ga menganggap kita jadi mantannya. Nah.. semua itu resiko dari mengepo, khususnya ngepoin mantan.
Jadi nih, mendingan kalo baru putus dan belom bisa move on dari mantan, jangan ngepoin dulu, ntar malah jadi sakit sendiri. Tapi kalo udah siap dengan apapun hasil yang diliat ya silahkan..
Intinya aktivitas kepo ini, menyimpan sejuta cerita tersirat yang akhirnya akan terungkap.. setajam silet *malah
Long Distance Relationship
#31haringetikdiblog
SIAPA YANG PERNAH LDR-AAAAAAAAN??????
NGACUUUUUUUNG!!!!!!
SIAPA YANG PERNAH PUTUS GARA-GARA LDR-AAAAAAAAN???????
NGACUUUUUUUUNG!!!!!!!!
SIAPA YANG DICUEKIN SAMA PACARNYA GARA-GARA EFEK DARI LDR-AAAAAAN?????
NGACUUUUUUUUUNG!!!!!!
SIAPA YANG PERNAH DISELINGKUHIN SAMA PACARNYA PAS LAGI LDR-AAAAAN??????
NGACUUUUUUUNG!!!!!!
SIAPA YANG GA PERNAH DIJENGUKIN SAMA PACARNYA PAS LDR-AAAAAAAN??????
NGACUUUUUUUNG!!!!!!!
CIYEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEHHHHHHHHH~~~
Long Distance Relationship atau LDR, memang sering jadi sumber dari sejuta masalah dalam suatu hubungan anak manusia.
Banyak yang menyalahkan jarak ketika suatu hubungan komitmen akhirnya harus kandas di tengah jalan. Ada yang karna pacarnya berubah jadi cuek, ada yang pacarnya ga pernah pulang buat nengokin, ada yang pacarnya ga perhatian, ada yang pacarnya ga pernah telpon bbm skype, bahkan ada yang pacarnya selingkuh, semua sering terjadi dan menyalahkan jarak.
Sebenernya sih, menurut saya, itu balik ke masing-masing individu, balik ke setiap orang yang ngejalanin LDR itu. Siap atau ga siap, selama ada komitmen, kita ga bisa menyalahkan jarak.
Tapi bagi beberapa orang, LDR itu menjadi suatu hal yang haram untuk dilakukan. Ada sebagian orang yang menganggap, LDR doesn't work. Bahkan ada yang berlagak bego, dengan bertanya "apa sih LDR itu?".
Well.. menurut saya emang ga semua orang bisa bertahan dalam kondisi LDR, karena LDR menguji setiap kesabaran yang kita punya. Kadang buat orang yang cenderung gengsian, kondisi LDR ini sedikit bikin makan hati, tapi karena percaya akan komitmen yang dipegang, jadi ya ditahan-tahan aja. Ujung-ujungnya bisa meledak dan akhirnya... putus juga. (yang ini agak curhat :p)
Tapi dibalik itu, menurut saya LDR bisa memberikan efek positif, yang paling terlihat mungkin pada perubahan karakter seseorang. Dari yang tadinya ga sabaran bisa mulai jadi sabar, dari yang tadinya manja bisa mulai jadi mandiri, dari yang tadinya egois mulai jadi pengertian, dari yang tadinya cuek bebek mulai jadi agak perhatian (kalo yang ini agak susah), dari yang tadinya kekanak-kanakan mulai jadi dewasa (ini juga agak susah) dan perubahan-perubahan lainnya.
Karena itu, suatu hubungan LDR ga bisa cuma dikendalikan oleh satu orang, kedua orang yang terlibat komitmen dalam satu hubungan harus bisa saling menjaga dan saling mengerti. Ga bisa cuma mau dimengerti, tapi ga mau mengerti. Ga bisa juga mau diperhatiin, tapi ga mau merhatiin. Ga bisa juga cuma mau dihubungin, tapi ga mau ngehubungin. Timbal balik itu perlu. Jangan lupa komunikasi dan kepercayaan jadi nomer satu. *cieeeeh lagak lu kar!*
Intinya, LDR itu ga cuma masalah jarak, tapi bagaimana setiap orang bisa mengendalikan diri, memahami suatu hubungan dan ga dipermainkan oleh jarak itu sendiri.
Selamat ber-LDR :D
SIAPA YANG PERNAH LDR-AAAAAAAAN??????
NGACUUUUUUUNG!!!!!!
SIAPA YANG PERNAH PUTUS GARA-GARA LDR-AAAAAAAAN???????
NGACUUUUUUUUNG!!!!!!!!
SIAPA YANG DICUEKIN SAMA PACARNYA GARA-GARA EFEK DARI LDR-AAAAAAN?????
NGACUUUUUUUUUNG!!!!!!
SIAPA YANG PERNAH DISELINGKUHIN SAMA PACARNYA PAS LAGI LDR-AAAAAN??????
NGACUUUUUUUNG!!!!!!
SIAPA YANG GA PERNAH DIJENGUKIN SAMA PACARNYA PAS LDR-AAAAAAAN??????
NGACUUUUUUUNG!!!!!!!
CIYEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEHHHHHHHHH~~~
Long Distance Relationship atau LDR, memang sering jadi sumber dari sejuta masalah dalam suatu hubungan anak manusia.
Banyak yang menyalahkan jarak ketika suatu hubungan komitmen akhirnya harus kandas di tengah jalan. Ada yang karna pacarnya berubah jadi cuek, ada yang pacarnya ga pernah pulang buat nengokin, ada yang pacarnya ga perhatian, ada yang pacarnya ga pernah telpon bbm skype, bahkan ada yang pacarnya selingkuh, semua sering terjadi dan menyalahkan jarak.
Sebenernya sih, menurut saya, itu balik ke masing-masing individu, balik ke setiap orang yang ngejalanin LDR itu. Siap atau ga siap, selama ada komitmen, kita ga bisa menyalahkan jarak.
Tapi bagi beberapa orang, LDR itu menjadi suatu hal yang haram untuk dilakukan. Ada sebagian orang yang menganggap, LDR doesn't work. Bahkan ada yang berlagak bego, dengan bertanya "apa sih LDR itu?".
Well.. menurut saya emang ga semua orang bisa bertahan dalam kondisi LDR, karena LDR menguji setiap kesabaran yang kita punya. Kadang buat orang yang cenderung gengsian, kondisi LDR ini sedikit bikin makan hati, tapi karena percaya akan komitmen yang dipegang, jadi ya ditahan-tahan aja. Ujung-ujungnya bisa meledak dan akhirnya... putus juga. (yang ini agak curhat :p)
Tapi dibalik itu, menurut saya LDR bisa memberikan efek positif, yang paling terlihat mungkin pada perubahan karakter seseorang. Dari yang tadinya ga sabaran bisa mulai jadi sabar, dari yang tadinya manja bisa mulai jadi mandiri, dari yang tadinya egois mulai jadi pengertian, dari yang tadinya cuek bebek mulai jadi agak perhatian (kalo yang ini agak susah), dari yang tadinya kekanak-kanakan mulai jadi dewasa (ini juga agak susah) dan perubahan-perubahan lainnya.
Karena itu, suatu hubungan LDR ga bisa cuma dikendalikan oleh satu orang, kedua orang yang terlibat komitmen dalam satu hubungan harus bisa saling menjaga dan saling mengerti. Ga bisa cuma mau dimengerti, tapi ga mau mengerti. Ga bisa juga mau diperhatiin, tapi ga mau merhatiin. Ga bisa juga cuma mau dihubungin, tapi ga mau ngehubungin. Timbal balik itu perlu. Jangan lupa komunikasi dan kepercayaan jadi nomer satu. *cieeeeh lagak lu kar!*
Intinya, LDR itu ga cuma masalah jarak, tapi bagaimana setiap orang bisa mengendalikan diri, memahami suatu hubungan dan ga dipermainkan oleh jarak itu sendiri.
Selamat ber-LDR :D
25 May 2012
Never Ending Yogyakarta
#31haringetikdiblog
"Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna. Terhanyut aku akan nostalgi. Saat kita sering luangkan waktu. Nikmati bersama, suasana Jogja~"
(Kla Project - Yogyakarta)
Sepenggal kutipan lirik lagu di atas, agaknya benar-benar bisa mewakilkan bagaimana indahnya Yogyakarta. Hampir 4 tahun saya tinggal di kota ini dan ga pernah terbesit penyesalan atas keputusan yang saya ambil untuk berkuliah di Yogyakarta.
Yogya itu...... hmmm....... gimana yaaaaa...... hmmm......... suasananya itu........... hmmmmmmmm........ apa yaaaaa.......... hmmmmmm.... mungkiiin.......... hmmmmmmmm.... bisa dibilang............ hmmmmmm......... apa yaaaa........... hmmmmmm...... nentramin.
Iya.. nentramin. Suasananya itu bikin ketenangan. Semua suasana, dari suasana jalananannya, suasana orang-orangnya, suasana obrolannya, dan suasana-suasana lainnya. Ga semua kota bisa memberikan kesan kayak gitu, minimal bagi saya.
Ntah apa yang ada di Yogya ini, sampe banyak orang menganggap Yogya itu sebagai kota yang penuh dengan cerita. Bahkan salah seorang news achor ganteng, Prabu Revolusi pernah bilang, kalo Yogyakarta itu kota yang penuh dengan cinta. Padahal kalo diliat-liat, Yogya juga kadang macet kayak kota lainnya, polusi juga banyak karena pengendara motornya seabrek, kadang juga semerawut di titik-titik tertentu, kalo siang juga panasnya agak bikin emosi, tapi ya itu tadi, Yogya itu.. beda.
Saya sering keliling Yogya di malam hari sendirian, dengan mengendarai Garang saya, untuk sekedar melepas penat saya di kostan. Dan hasilnya.. berhasil. Semua penat hilang cuma dengan bermotor ria keliling Yogya di malam hari, menikmati setiap suasana di jalanan yang saya lewati, melihat keramaian banyak orang di sana-sini, menghirup angin sejuk khas Yogya di malam hari. Semua terasa menenangkan. Serius. Saya ga bohong.
Mungkin itu yang bikin orang jadi sering kangen dan pengen balik lagi ke Yogya. Suasana yang tenang dan tentram dan mungkin jarang ditemukan di kota lain menjadi modal kesetiaan dari para pengunjung Yogya.
Suatu saat kalo saya udah lulus kuliah dan harus meninggalkan Yogya, saya juga pasti akan merasakan rindu yang teramat sangat akan suasana di kota ini. Hal itu yang pasti akan bikin saya pengen bolak-balik ke Yogya.
Iya.. Yogya, kota sejuta suasana.. Suasana yang menciptakan banyak cerita dan kenangan..
".. Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi, bila hati mulai sepi tanpa terobati~ "
"Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna. Terhanyut aku akan nostalgi. Saat kita sering luangkan waktu. Nikmati bersama, suasana Jogja~"
(Kla Project - Yogyakarta)
Sepenggal kutipan lirik lagu di atas, agaknya benar-benar bisa mewakilkan bagaimana indahnya Yogyakarta. Hampir 4 tahun saya tinggal di kota ini dan ga pernah terbesit penyesalan atas keputusan yang saya ambil untuk berkuliah di Yogyakarta.
Yogya itu...... hmmm....... gimana yaaaaa...... hmmm......... suasananya itu........... hmmmmmmmm........ apa yaaaaa.......... hmmmmmm.... mungkiiin.......... hmmmmmmmm.... bisa dibilang............ hmmmmmm......... apa yaaaa........... hmmmmmm...... nentramin.
Iya.. nentramin. Suasananya itu bikin ketenangan. Semua suasana, dari suasana jalananannya, suasana orang-orangnya, suasana obrolannya, dan suasana-suasana lainnya. Ga semua kota bisa memberikan kesan kayak gitu, minimal bagi saya.
Ntah apa yang ada di Yogya ini, sampe banyak orang menganggap Yogya itu sebagai kota yang penuh dengan cerita. Bahkan salah seorang news achor ganteng, Prabu Revolusi pernah bilang, kalo Yogyakarta itu kota yang penuh dengan cinta. Padahal kalo diliat-liat, Yogya juga kadang macet kayak kota lainnya, polusi juga banyak karena pengendara motornya seabrek, kadang juga semerawut di titik-titik tertentu, kalo siang juga panasnya agak bikin emosi, tapi ya itu tadi, Yogya itu.. beda.
Saya sering keliling Yogya di malam hari sendirian, dengan mengendarai Garang saya, untuk sekedar melepas penat saya di kostan. Dan hasilnya.. berhasil. Semua penat hilang cuma dengan bermotor ria keliling Yogya di malam hari, menikmati setiap suasana di jalanan yang saya lewati, melihat keramaian banyak orang di sana-sini, menghirup angin sejuk khas Yogya di malam hari. Semua terasa menenangkan. Serius. Saya ga bohong.
Mungkin itu yang bikin orang jadi sering kangen dan pengen balik lagi ke Yogya. Suasana yang tenang dan tentram dan mungkin jarang ditemukan di kota lain menjadi modal kesetiaan dari para pengunjung Yogya.
Suatu saat kalo saya udah lulus kuliah dan harus meninggalkan Yogya, saya juga pasti akan merasakan rindu yang teramat sangat akan suasana di kota ini. Hal itu yang pasti akan bikin saya pengen bolak-balik ke Yogya.
Iya.. Yogya, kota sejuta suasana.. Suasana yang menciptakan banyak cerita dan kenangan..
".. Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi, bila hati mulai sepi tanpa terobati~ "
24 May 2012
Demi Segepok Uang
#31haringetikdiblog
Uang, menjadi satu hal yang dibutuhkan oleh semua orang, semua umur, semua kalangan, semua jenis kelamin dan semua-semua lainnya. Ga bisa dipungkiri, uang itu segalanya. Iya, segalanya. Kita ga bisa beli makan kalo ga ada uang, kita ga bisa beli baju kalo ga ada uang, kita ga bisa memenuhi kebutuhan kita kalo ga ada uang. Segala hal butuh uang.
Malam ini saya melewati sebuah obrolan random bersama teman-teman kostan saya.
Obrolan random ini berawal dari salah satu teman saya yang ingin membeli banyak barang di online shop. Dari situ dia berandai-andai untuk mempunyai banyak uang untuk bisa membeli banyak barang dari online shop yang dia buka. Kemudian, dari apa yang ia andaikan, saya pun nyeletuk, "iya yaa.. gimana ya caranya bisa dapet banyak uang dalam sekejap gitu?"
Pertanyaan saya tersebut, rupanya menjadi kalimat pembuka obrolan random selanjutnya. Saya dan kedua teman kostan saya kemudian bercerita banyak hal tentang teman-teman kami yang nasibnya sangat beruntung karena udah jadi kaya sejak mereka lahir, lalu kami juga berandai-andai tentang pekerjaan yang bisa langsung menciptakan banyak uang, beranda-andai tentang pasangan hidup yang bisa langsung memberikan segunung uang hahaha.. Semuanya berhubungan dengan uang.. *langsung keliatan mata duitannya :p*
Sedikit kutipan obrolan random saya dengan 2 teman saya.
Saya : Udah.. kita jadi artis aja yuk, lumayan langsung dapet banyak duit. Jadi artis 2 taun aja yuk, dapet duit abis itu langsung sign out dari dunia keartisan.. (berasa laku aja jadi artis haha..)
Teman 1 : Artis apaan.. Nyanyi, suara sumbang, akting juga ga bisa..
Saya : Udah bikin video youtube aja yuk..
Teman 2 : Yah yauda, kalo kalian jadi artis, aku jadi managernya aja ya
Saya : Yauda yuk bikin video youtube yuk, siapa tau jadi artis beneran..
Teman 1 : Ntar kita masuk talkshow, dapet duit kan tu. Pas ditanya apa latar belakang bikin videonya, jawabannya berawal dari pengen beli-beli barang di online shop..
Saya : Ya lumayan kan tuh, jadi artis duitnya banyak. Kayak tuh si n****n (clue: mantan polisi), jadi artis gituan doang aja, duitnya pasti lumayan, tampil on air, off air, duitnya udah berapa coba..
Teman 2 : Iya ya.. Makanya dia milih jadi artis, dan keluar dari polisi..
---- obrolan pun ngalir ngalor ngidul ntah kemana..
Topik obrolan saya malam ini bersama kedua teman saya, tampaknya bukan suatu hal yang aneh ya hahaha.. Ga munafiklah semua orang pasti butuh uang, jangankan segudang atau segepok, selembar uang seribu aja udah bisa memenuhi rasa haus kita..
Namun sayangnya kebutuhan akan uang ini rasanya ga pernah ada habisnya, udah berada, masih juga mau uang lebih banyak, udah kaya raya, masih juga pengen nambah pasokan uang, contohnya itu koruptor-koruptor Indonesia. Padahal, masih banyak banget orang-orang 'kecil' yang butuh uang, buat sekedar makan nasi sama tempe.
Lah saya? Udah dikasih kehidupan kayak gini, masih aja pengen yang lebih.
Ya itu dia ya, manusia emang ga pernah ada puasnya.. Selalu aja ngerasa kurang..
Duh.. Jadi merasa ga bersyukur banget :(
Dan tampaknya topik uang, menjadi salah satu hal yang sering membutakan manusia, termasuk saya, untuk selalu merasa kurang.
Fiuuh.. Semua tentang segepok uang..
Uang, menjadi satu hal yang dibutuhkan oleh semua orang, semua umur, semua kalangan, semua jenis kelamin dan semua-semua lainnya. Ga bisa dipungkiri, uang itu segalanya. Iya, segalanya. Kita ga bisa beli makan kalo ga ada uang, kita ga bisa beli baju kalo ga ada uang, kita ga bisa memenuhi kebutuhan kita kalo ga ada uang. Segala hal butuh uang.
Malam ini saya melewati sebuah obrolan random bersama teman-teman kostan saya.
Obrolan random ini berawal dari salah satu teman saya yang ingin membeli banyak barang di online shop. Dari situ dia berandai-andai untuk mempunyai banyak uang untuk bisa membeli banyak barang dari online shop yang dia buka. Kemudian, dari apa yang ia andaikan, saya pun nyeletuk, "iya yaa.. gimana ya caranya bisa dapet banyak uang dalam sekejap gitu?"
Pertanyaan saya tersebut, rupanya menjadi kalimat pembuka obrolan random selanjutnya. Saya dan kedua teman kostan saya kemudian bercerita banyak hal tentang teman-teman kami yang nasibnya sangat beruntung karena udah jadi kaya sejak mereka lahir, lalu kami juga berandai-andai tentang pekerjaan yang bisa langsung menciptakan banyak uang, beranda-andai tentang pasangan hidup yang bisa langsung memberikan segunung uang hahaha.. Semuanya berhubungan dengan uang.. *langsung keliatan mata duitannya :p*
Sedikit kutipan obrolan random saya dengan 2 teman saya.
Saya : Udah.. kita jadi artis aja yuk, lumayan langsung dapet banyak duit. Jadi artis 2 taun aja yuk, dapet duit abis itu langsung sign out dari dunia keartisan.. (berasa laku aja jadi artis haha..)
Teman 1 : Artis apaan.. Nyanyi, suara sumbang, akting juga ga bisa..
Saya : Udah bikin video youtube aja yuk..
Teman 2 : Yah yauda, kalo kalian jadi artis, aku jadi managernya aja ya
Saya : Yauda yuk bikin video youtube yuk, siapa tau jadi artis beneran..
Teman 1 : Ntar kita masuk talkshow, dapet duit kan tu. Pas ditanya apa latar belakang bikin videonya, jawabannya berawal dari pengen beli-beli barang di online shop..
Saya : Ya lumayan kan tuh, jadi artis duitnya banyak. Kayak tuh si n****n (clue: mantan polisi), jadi artis gituan doang aja, duitnya pasti lumayan, tampil on air, off air, duitnya udah berapa coba..
Teman 2 : Iya ya.. Makanya dia milih jadi artis, dan keluar dari polisi..
---- obrolan pun ngalir ngalor ngidul ntah kemana..
Topik obrolan saya malam ini bersama kedua teman saya, tampaknya bukan suatu hal yang aneh ya hahaha.. Ga munafiklah semua orang pasti butuh uang, jangankan segudang atau segepok, selembar uang seribu aja udah bisa memenuhi rasa haus kita..
Namun sayangnya kebutuhan akan uang ini rasanya ga pernah ada habisnya, udah berada, masih juga mau uang lebih banyak, udah kaya raya, masih juga pengen nambah pasokan uang, contohnya itu koruptor-koruptor Indonesia. Padahal, masih banyak banget orang-orang 'kecil' yang butuh uang, buat sekedar makan nasi sama tempe.
Lah saya? Udah dikasih kehidupan kayak gini, masih aja pengen yang lebih.
Ya itu dia ya, manusia emang ga pernah ada puasnya.. Selalu aja ngerasa kurang..
Duh.. Jadi merasa ga bersyukur banget :(
Dan tampaknya topik uang, menjadi salah satu hal yang sering membutakan manusia, termasuk saya, untuk selalu merasa kurang.
Fiuuh.. Semua tentang segepok uang..
23 May 2012
Malioboro Untuk Ibuku
#31haringetikdiblog
Sejujurnya mata saya udah tinggal 1 watt untuk menulis postingan ini.
Postingan kali ini, saya dedikasikan untuk Ibu dan Malioboro.
Kenapa saya bilang begitu?
Saya udah tiga kali bolak balik ke Malioboro selama 4 hari di Yogya, CUMA untuk memenuhi kebutuhan ibu saya. Yang pertama buar nukar sandal titipan ibu saya, yang kedua ngambil pesenan, yang ketiga beli bros titipan ibu. What a good daughter I am. Right? :p
Saya tinggal menunggu perintah tugas keempat, kelima, keenam dan selanjutnya dari Ibu saya untuk menjelajah malioboro.
Apapun itu perintah ibu saya ke malioboro, inilah aksi Malioboro Untuk Ibuku.
Dan apapun yang saya tulis pada postingan kali ini, maaf karna saya ga menulis dengan konsentrasi akibat mata yang ngantuk.
Sejujurnya mata saya udah tinggal 1 watt untuk menulis postingan ini.
Postingan kali ini, saya dedikasikan untuk Ibu dan Malioboro.
Kenapa saya bilang begitu?
Saya udah tiga kali bolak balik ke Malioboro selama 4 hari di Yogya, CUMA untuk memenuhi kebutuhan ibu saya. Yang pertama buar nukar sandal titipan ibu saya, yang kedua ngambil pesenan, yang ketiga beli bros titipan ibu. What a good daughter I am. Right? :p
Saya tinggal menunggu perintah tugas keempat, kelima, keenam dan selanjutnya dari Ibu saya untuk menjelajah malioboro.
Apapun itu perintah ibu saya ke malioboro, inilah aksi Malioboro Untuk Ibuku.
Dan apapun yang saya tulis pada postingan kali ini, maaf karna saya ga menulis dengan konsentrasi akibat mata yang ngantuk.
22 May 2012
Another Modus
#31haringetikdiblog
Modus.
Akhir-akhir ini mungkin banyak di antara kita yang menggunakan istilah 'modus' untuk menyiratkan makna maksud tertentu. Katanya sih, kalo ada orang yang melakukan sesuatu hal untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan atau maksud tertentu, itu disebut dengan modus, kayak cowo gombalin cewe biar dapet perhatiannya si cewe, itu namanya modus. Katanya loh yaaaa.. tapi kayaknya sih bener hahahaha..
Tapi yang akan saya bahas kali ini bukan modus dalam konteks itu. Melainkan sebuah film, berjudul Modus Anomali.
Saya memang menjadi salah satu penonton yang sangat telat untuk bercerita tentang film ini, maklum saya memang baru sempat menontonnya hari ini.
Film ini benar-benar menunjukkan ide cerita yang menjadi ciri dari Joko Anwar sebagai sutradara dan juga penulis skenario dan ide ceritanya. Penuh dengan tanda tanya, rasa penasaran dan tentunya ketidakterdugaan.
Sama halnya dengan film Joko Anwar sebelumnya, seperti Pintu Terlarang, yang juga memiliki ide cerita yang tidak terduga sampai kita selesai menonton filmnya. Hebatnya lagi, sebelum saya menonton langsung film Modus Anomali ini, saya sempat diceritakan oleh salah seorang teman mengenai jalan ceritanya. Namun ketika menonton langsung, saya masih bisa merasakan ketegangan dan ketidakterdugaan dari cerita yang diangkat. Perasaan saya masih dipenuhi dengan tanda tanya sampai saya menemukan jawaban atas rasa penasaran saya di akhir cerita film ini.
Intinya, film ini bercerita tentang seorang psikopat yang ingin memainkan imajinasinya dengan caranya sendiri. Namun cara yang dilakukan olehnya merupakan cara yang mungkin ga akan pernah bisa dicerna secara normal.
Ide cerita unik inilah yang diangkat oleh Joko Anwar dan dikemas dalam sebuah film yang menurut saya cukup bisa merepresentasikan ide tersebut. Menurut saya lagi, secara ide cerita dan sinematografi, film ini cukup bagus. Tetapi dalam hal lain, seperti scoring, lighting dan lain-lain, film ini cenderung biasa aja, bukan jelek ya, tapi biasa aja.
Anyway buat yang suka film, mungkin film ini bisa menjadi salah satu film yang recommended, karena ide cerita yang diangkat unik dan berbeda dari film-film lainnya.
Modus.
Akhir-akhir ini mungkin banyak di antara kita yang menggunakan istilah 'modus' untuk menyiratkan makna maksud tertentu. Katanya sih, kalo ada orang yang melakukan sesuatu hal untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan atau maksud tertentu, itu disebut dengan modus, kayak cowo gombalin cewe biar dapet perhatiannya si cewe, itu namanya modus. Katanya loh yaaaa.. tapi kayaknya sih bener hahahaha..
Tapi yang akan saya bahas kali ini bukan modus dalam konteks itu. Melainkan sebuah film, berjudul Modus Anomali.
Saya memang menjadi salah satu penonton yang sangat telat untuk bercerita tentang film ini, maklum saya memang baru sempat menontonnya hari ini.
Film ini benar-benar menunjukkan ide cerita yang menjadi ciri dari Joko Anwar sebagai sutradara dan juga penulis skenario dan ide ceritanya. Penuh dengan tanda tanya, rasa penasaran dan tentunya ketidakterdugaan.
Sama halnya dengan film Joko Anwar sebelumnya, seperti Pintu Terlarang, yang juga memiliki ide cerita yang tidak terduga sampai kita selesai menonton filmnya. Hebatnya lagi, sebelum saya menonton langsung film Modus Anomali ini, saya sempat diceritakan oleh salah seorang teman mengenai jalan ceritanya. Namun ketika menonton langsung, saya masih bisa merasakan ketegangan dan ketidakterdugaan dari cerita yang diangkat. Perasaan saya masih dipenuhi dengan tanda tanya sampai saya menemukan jawaban atas rasa penasaran saya di akhir cerita film ini.
Intinya, film ini bercerita tentang seorang psikopat yang ingin memainkan imajinasinya dengan caranya sendiri. Namun cara yang dilakukan olehnya merupakan cara yang mungkin ga akan pernah bisa dicerna secara normal.
Ide cerita unik inilah yang diangkat oleh Joko Anwar dan dikemas dalam sebuah film yang menurut saya cukup bisa merepresentasikan ide tersebut. Menurut saya lagi, secara ide cerita dan sinematografi, film ini cukup bagus. Tetapi dalam hal lain, seperti scoring, lighting dan lain-lain, film ini cenderung biasa aja, bukan jelek ya, tapi biasa aja.
posternya |
Anyway buat yang suka film, mungkin film ini bisa menjadi salah satu film yang recommended, karena ide cerita yang diangkat unik dan berbeda dari film-film lainnya.
21 May 2012
SELO
#31haringetikdiblog
SELO.
Apa sih selo itu?
Selo itu adalah waktu luang, dimana seseorang ga punya kerjaan dan hanya blah bloh. Iya, itu yang namanya selo. Dalam definisi saya.
Selo, menjadi suatu hal yang sangat diidam-idamkan oleh sebagian besar orang, terutama bagi mereka yang memiliki intensitas kegiatan yang cukup tinggi. Gimana ga diidamkan.. Dengan mendapatkan keseloan, kita bisa melakukan segala hal yang kita mau sesuka hati, termasuk bermalas-malasan seharian di tempat tidur. Banyak orang mengejar si selo ini untuk menikmati hidupnya. Sayang... si selo ini ga cukup banyak ditemui. Banyak orang merasa bahwa selo yang ada dalam 1 minggu terlalu sedikit, yaitu hanya sabtu dan minggu.
Meskipun namanya hanya terdiri dari 4 huruf, tapi si selo ini rupanya dapat menarik perhatian dari berbagai kalangan. Tukang becak, pedagang, supir angkot, kuli, anak sekolah, kuliahan, kerja, ibu rumah tangga bahkan presiden sekalipun PASTI sangat menginginkan hal bernama selo ini, meskipun kadar yang mereka butuhkan berbeda-beda. Gimanapun itu, selo akan menjadi suatu hal yang ditunggu oleh banyak orang.
Tapi ketahuilah, hidup selo berkepanjangan ga selalu membuat hidup bahagia. Banyak orang yang jadi stres karena hidupnya terlalu selo. Seperti yang saya bilang sebelumnya, bahwa meskipun selo selalu ditunggu dan diidamkan setiap orang tapi kadar selo yang dibutuhkan setiap orang juga berbeda. Ada orang yang butuh waktu selo sehari, dua hari, tiga hari, empat hari, seminggu, dua minggu, sebulan, tapi ada juga yang cuma butuh waktu selo 1 jam. Semua tergantung kadar kebutuhan.
Hati-hati selo yang terlalu lama bisa merugikan diri sendiri, karena dengan selo terlalu lama berarti kita mengurangi produktivitas kita, yang berujung pada pemborosan waktu dan stres pada diri sendiri.
Maka jangan terkecoh oleh keseloan yang ada. Carilah si 'selo' ini ketika anda butuh dan jangan terjebak terlalu lama di dalamnya :D
SELO.
Apa sih selo itu?
Selo itu adalah waktu luang, dimana seseorang ga punya kerjaan dan hanya blah bloh. Iya, itu yang namanya selo. Dalam definisi saya.
Selo, menjadi suatu hal yang sangat diidam-idamkan oleh sebagian besar orang, terutama bagi mereka yang memiliki intensitas kegiatan yang cukup tinggi. Gimana ga diidamkan.. Dengan mendapatkan keseloan, kita bisa melakukan segala hal yang kita mau sesuka hati, termasuk bermalas-malasan seharian di tempat tidur. Banyak orang mengejar si selo ini untuk menikmati hidupnya. Sayang... si selo ini ga cukup banyak ditemui. Banyak orang merasa bahwa selo yang ada dalam 1 minggu terlalu sedikit, yaitu hanya sabtu dan minggu.
Meskipun namanya hanya terdiri dari 4 huruf, tapi si selo ini rupanya dapat menarik perhatian dari berbagai kalangan. Tukang becak, pedagang, supir angkot, kuli, anak sekolah, kuliahan, kerja, ibu rumah tangga bahkan presiden sekalipun PASTI sangat menginginkan hal bernama selo ini, meskipun kadar yang mereka butuhkan berbeda-beda. Gimanapun itu, selo akan menjadi suatu hal yang ditunggu oleh banyak orang.
Tapi ketahuilah, hidup selo berkepanjangan ga selalu membuat hidup bahagia. Banyak orang yang jadi stres karena hidupnya terlalu selo. Seperti yang saya bilang sebelumnya, bahwa meskipun selo selalu ditunggu dan diidamkan setiap orang tapi kadar selo yang dibutuhkan setiap orang juga berbeda. Ada orang yang butuh waktu selo sehari, dua hari, tiga hari, empat hari, seminggu, dua minggu, sebulan, tapi ada juga yang cuma butuh waktu selo 1 jam. Semua tergantung kadar kebutuhan.
Hati-hati selo yang terlalu lama bisa merugikan diri sendiri, karena dengan selo terlalu lama berarti kita mengurangi produktivitas kita, yang berujung pada pemborosan waktu dan stres pada diri sendiri.
Maka jangan terkecoh oleh keseloan yang ada. Carilah si 'selo' ini ketika anda butuh dan jangan terjebak terlalu lama di dalamnya :D
20 May 2012
What we called 'Home Sweet Home'
#31haringetikdiblog
Wah rupanya cukup lama juga ya saya menelantarkan komitmen saya untuk mengetik di blog selama 31 hari.
Melihat postingan sebelumnya yang super sangat sampah, saya jadi malu sendiri hahaha..
Yaaaaa.. tapi emang seminggu kemarin situasi dan kondisi saya agak kurang memungkinkan untuk menulis sesuatu di blog, karena lagi-lagi koneksi internet yang di rusak di rumah saya :B
Berbicara tentang rumah, saya sangat sangat sangat mencintai rumah saya. Bukan bentuk atau fasilitas di dalamnya, tapi orang-orang dan semua kenangan yang ada di setiap sudut rumah saya. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, kamar ibu bapak, kamar kakak, kamar saya, kamar bibik, halaman belakang, garasi, semuanya. Semua bagian rumah yang ga pernah terlupakan, bahkan gudang sekalipun.
Selal ada tawa di setiap sudut rumah saya, selalu juga ada teriakan ibu saya di setiap sudut rumah, bahkan selalu ada tangis di setiap sudut rumah saya hihihi.. Semua memiliki kenangan. Itu yang sering saya rindukan ketika saya jauh dari rumah. Setiap momen yang terlewati selalu menjadi kenangan yang pasti bakal teringat di waktu kita udah jarang tinggal di rumah sendiri. Saya masih inget jelas, masa-masa dulu saya masih tinggal di rmah sendiri, hampir setiap malam saya lewati di ruang keluarga bersama bapak saya (di jam malam, ibu saya sering udah tidur), ntah itu nonton tv bareng, ngobrol, atau melakukan aktivitas sendiri-sendiri, tapi selalu bersama di ruang keluarga. Saya juga masih inget jelas, aktivitas makan siang di meja makan bersama ibu dan bapak saya, kadang juga sama mas saya. Meja bundar yang menyimpan banyak cerita aktivitas dari kami berempat, terutama antara saya dan ibu bapak saya. Banyak banget kenangannya.
Ketika udah mulai jauh dari rumah, semua itu jadi kerasa kalo waktu berjalan begitu cepat. Saya yakin ibu dan bapak saya juga merasakan hal itu, dimana anak-anaknya udah meninggalkan rumah satu per satu, dan meninggalkan 2 kamar yang mulai jarang ditiduri oleh orang lain.
Bener sih apa kata orang, mau sebagus apapun tempat yang kita tinggali, akan tetapi jauh lebih nyaman tinggal di rumah sendiri. Saya sangat percaya itu, karena saya sudah merasakannya.
Hidup ngekost itu ada kekurangan dan ada kelebihan. Tapi hidup di rumah sendiri akan selalu memberikan kenyamanan lahir dan batin.
Wah rupanya cukup lama juga ya saya menelantarkan komitmen saya untuk mengetik di blog selama 31 hari.
Melihat postingan sebelumnya yang super sangat sampah, saya jadi malu sendiri hahaha..
Yaaaaa.. tapi emang seminggu kemarin situasi dan kondisi saya agak kurang memungkinkan untuk menulis sesuatu di blog, karena lagi-lagi koneksi internet yang di rusak di rumah saya :B
Berbicara tentang rumah, saya sangat sangat sangat mencintai rumah saya. Bukan bentuk atau fasilitas di dalamnya, tapi orang-orang dan semua kenangan yang ada di setiap sudut rumah saya. Ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, kamar ibu bapak, kamar kakak, kamar saya, kamar bibik, halaman belakang, garasi, semuanya. Semua bagian rumah yang ga pernah terlupakan, bahkan gudang sekalipun.
Selal ada tawa di setiap sudut rumah saya, selalu juga ada teriakan ibu saya di setiap sudut rumah, bahkan selalu ada tangis di setiap sudut rumah saya hihihi.. Semua memiliki kenangan. Itu yang sering saya rindukan ketika saya jauh dari rumah. Setiap momen yang terlewati selalu menjadi kenangan yang pasti bakal teringat di waktu kita udah jarang tinggal di rumah sendiri. Saya masih inget jelas, masa-masa dulu saya masih tinggal di rmah sendiri, hampir setiap malam saya lewati di ruang keluarga bersama bapak saya (di jam malam, ibu saya sering udah tidur), ntah itu nonton tv bareng, ngobrol, atau melakukan aktivitas sendiri-sendiri, tapi selalu bersama di ruang keluarga. Saya juga masih inget jelas, aktivitas makan siang di meja makan bersama ibu dan bapak saya, kadang juga sama mas saya. Meja bundar yang menyimpan banyak cerita aktivitas dari kami berempat, terutama antara saya dan ibu bapak saya. Banyak banget kenangannya.
Ketika udah mulai jauh dari rumah, semua itu jadi kerasa kalo waktu berjalan begitu cepat. Saya yakin ibu dan bapak saya juga merasakan hal itu, dimana anak-anaknya udah meninggalkan rumah satu per satu, dan meninggalkan 2 kamar yang mulai jarang ditiduri oleh orang lain.
Bener sih apa kata orang, mau sebagus apapun tempat yang kita tinggali, akan tetapi jauh lebih nyaman tinggal di rumah sendiri. Saya sangat percaya itu, karena saya sudah merasakannya.
Hidup ngekost itu ada kekurangan dan ada kelebihan. Tapi hidup di rumah sendiri akan selalu memberikan kenyamanan lahir dan batin.
18 May 2012
17 May 2012
Random (again)
#31haringetikdiblog
Sometimes we just want to be treated as we should be. But................... we just can't.
Sometimes we just want to be treated as we should be. But................... we just can't.
16 May 2012
Random
#31haringetikdiblog
Agaknya saya lagi kurang mood buat menulis hari Ini.
Saya cuma mau memberikan beberapa pertanyaan pada postingan kali ini.
Apakah kalian pernah merasa tidak padahal iya?
Apakah kalian pernah merasa kurang padahal lebih?
Apakah kalian pernah merasa di belakang padahal di depan?
Apakah kalian pernah merasa sepi padahal ramai?
Apakah kalian pernah merasa dihina padahal dipuji?
Apakah kalian pernah merasa ga disayang padahal dicinta?
Sekian. Terima kasih.
Agaknya saya lagi kurang mood buat menulis hari Ini.
Saya cuma mau memberikan beberapa pertanyaan pada postingan kali ini.
Apakah kalian pernah merasa tidak padahal iya?
Apakah kalian pernah merasa kurang padahal lebih?
Apakah kalian pernah merasa di belakang padahal di depan?
Apakah kalian pernah merasa sepi padahal ramai?
Apakah kalian pernah merasa dihina padahal dipuji?
Apakah kalian pernah merasa ga disayang padahal dicinta?
Sekian. Terima kasih.
15 May 2012
Gaga VS Gu(k)gu(k)
#31haringetikdiblog
Beberapa waktu lalu, Lady Gaga menuai kontroversi di negara kita yang tercinta ini.
Katanya sih penyebab utamanya, ga lain dan ga bukan karena si Gaga dianggap terlalu erotis dan ga sesuai sama agama dan budaya Indonesia. Banyak yang emosi sama alasan itu. Ya gimana ga emosi, secara siapa sih yang ga kenal Gaga? Bukan merk makanan instan.. Tapi Lady Gaga si penyanyi eksentrik itu udah berulang kali menyanyikan lagu yang berujung pada BOOM! Ledakan di pasaran.. Bukan bom beneran, tapi penjualan yang naik drastis..
Kehadiran dia emang ditunggu banget sama para fansnya di Indonesia, yang punya sebutan Little Monster. Makanya ketika ada pernyataan kalo konser Gaga ga sesuai sama budaya Indonesia, fansnya langsung menuai protes yang teramat sangat. Jangankan fansnya, saya pun yang bukan fans berat Gaga ga terima kalo konsernya doi dibatalin cuma karena (katanya) ga sesuai sama agama dan budaya Indonesia.
Coba kita realistis, dan bandingin sama penyanyi dangdut seronok di Indonesia. JAUUUUUUUUUUUUUUH!!! Lady Gaga punya modal yang emang patut diacungi jempol, penampilannya enak diliat, fashionable, suara oke, wardrobenya keren dan unik, beda dari artis Hollywood yang lain. Lah penyanyi dangdut Indonesia?! Udah lemak dimana-mana, bajunya ga jelas, goyangannya bikin pusing, lagunya ga ngerti, ngeliatnya agak bikin sepet. Gitu masih mau dibilang budaya Indonesia?! Hhhhhh... Ga ngerti apa maksudnya orang-orang yang protes itu.
Mungkin emang selera mereka yang esek-esek kali ya........ Eh maksudnya ecek-ecek... :p
Beberapa waktu lalu, Lady Gaga menuai kontroversi di negara kita yang tercinta ini.
Katanya sih penyebab utamanya, ga lain dan ga bukan karena si Gaga dianggap terlalu erotis dan ga sesuai sama agama dan budaya Indonesia. Banyak yang emosi sama alasan itu. Ya gimana ga emosi, secara siapa sih yang ga kenal Gaga? Bukan merk makanan instan.. Tapi Lady Gaga si penyanyi eksentrik itu udah berulang kali menyanyikan lagu yang berujung pada BOOM! Ledakan di pasaran.. Bukan bom beneran, tapi penjualan yang naik drastis..
Kehadiran dia emang ditunggu banget sama para fansnya di Indonesia, yang punya sebutan Little Monster. Makanya ketika ada pernyataan kalo konser Gaga ga sesuai sama budaya Indonesia, fansnya langsung menuai protes yang teramat sangat. Jangankan fansnya, saya pun yang bukan fans berat Gaga ga terima kalo konsernya doi dibatalin cuma karena (katanya) ga sesuai sama agama dan budaya Indonesia.
Coba kita realistis, dan bandingin sama penyanyi dangdut seronok di Indonesia. JAUUUUUUUUUUUUUUH!!! Lady Gaga punya modal yang emang patut diacungi jempol, penampilannya enak diliat, fashionable, suara oke, wardrobenya keren dan unik, beda dari artis Hollywood yang lain. Lah penyanyi dangdut Indonesia?! Udah lemak dimana-mana, bajunya ga jelas, goyangannya bikin pusing, lagunya ga ngerti, ngeliatnya agak bikin sepet. Gitu masih mau dibilang budaya Indonesia?! Hhhhhh... Ga ngerti apa maksudnya orang-orang yang protes itu.
Mungkin emang selera mereka yang esek-esek kali ya........ Eh maksudnya ecek-ecek... :p
13 May 2012
Your Stomach Is Your Pride
#31haringetikdiblog
Sebelumnya saya mau laporan dulu bahwa denda saya saat ini sudah mencapai 40.000.
Wooooowwww mejiiiiiik!! Iya kemarin saya absen menulis di blog selama 5 hari karena jaringan internet yang tidak menjangkau rumah saya. Hiks.. Kasian ya :(
Sebenernya ga banyak yang pengen saya tulis, atau sebenernya saya nulis di blog ini biar ga kena denda aja sih hehehe...
By the way, adakah di antara teman-temin sekalian yang memiliki perut buncit di usia muda?
(semoga ada)
Saya pengen share dikit tentang perut saya.
Jadi ceritanya sekitar setahun sampai dua tahun yang lalu, banyak di antara teman-teman saya yang (kayaknya) sirik sama perut saya yang tergolong rata *cool* Dulu tiap sesudah makan dan sebelum makan, saya punya perut yang ga menunjukkan adanya tanda-tanda kebuncitan. Rata ya rata gitu aja. Temen-temen saya banyak yang sirik karena kerataan perut saya ini. Namanya juga cewek ya, perut rata adalah salah satu hal yang cukup diidam-idamkan.
Sekitar hampir setahun ini saya mengalami kesuburan tubuh. Badan saya mulai berisi di berbagai sisi, pipi, lengan, paha dan tentunya.. perut. Iya akhirnya saya mengalami pembuncitan perut.
APAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BUNCIT?????!!!!!
Iya karla, kamu buncit, udah ga usah lebay..
Sebenernya saya mulai agak ga pede sih dengan penggumpalan lemak di bagian perut ini. Gimana enggak, sekarang kalo pake baju, saya harus bener-bener memilih pakaian yang ga memperlihatkan penonjolan di bagian perut ini hahahaha... Bahkan bisa dibilang, bentuk perut saya sekarang jauh lebih parah dibandingkan perut-perut teman saya yang dulu sirik sama perut rata saya :|
Satu hal yang banyak disarankan oleh orang-orang di sekitar saya. Olahraga. Ya, cuma olahraga. Tapi ternyata membiasakan diri buat olahraga itu super duper hyper susah. Saya harus bener-bener mengumpulkan niat buat bisa bergerak olahraga. Hahahaha... Gimana ga buncit kalo kayak gitu..
Jadi, buat para perempuan Indonesia yang punya perut rata, maka pertahankan dan bersyukurlah kalian, karena sesungguhnya mengembalikan kerataan perut itu susah. Sama halnya kayak move on *lho? *malah
Akhir kata, mohon doa dan restu teman-teman sekalian untuk mengembalikan perut saya yang dahulu :)
Sebelumnya saya mau laporan dulu bahwa denda saya saat ini sudah mencapai 40.000.
Wooooowwww mejiiiiiik!! Iya kemarin saya absen menulis di blog selama 5 hari karena jaringan internet yang tidak menjangkau rumah saya. Hiks.. Kasian ya :(
Sebenernya ga banyak yang pengen saya tulis, atau sebenernya saya nulis di blog ini biar ga kena denda aja sih hehehe...
By the way, adakah di antara teman-temin sekalian yang memiliki perut buncit di usia muda?
(semoga ada)
Saya pengen share dikit tentang perut saya.
Jadi ceritanya sekitar setahun sampai dua tahun yang lalu, banyak di antara teman-teman saya yang (kayaknya) sirik sama perut saya yang tergolong rata *cool* Dulu tiap sesudah makan dan sebelum makan, saya punya perut yang ga menunjukkan adanya tanda-tanda kebuncitan. Rata ya rata gitu aja. Temen-temen saya banyak yang sirik karena kerataan perut saya ini. Namanya juga cewek ya, perut rata adalah salah satu hal yang cukup diidam-idamkan.
Sekitar hampir setahun ini saya mengalami kesuburan tubuh. Badan saya mulai berisi di berbagai sisi, pipi, lengan, paha dan tentunya.. perut. Iya akhirnya saya mengalami pembuncitan perut.
APAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BUNCIT?????!!!!!
Iya karla, kamu buncit, udah ga usah lebay..
Sebenernya saya mulai agak ga pede sih dengan penggumpalan lemak di bagian perut ini. Gimana enggak, sekarang kalo pake baju, saya harus bener-bener memilih pakaian yang ga memperlihatkan penonjolan di bagian perut ini hahahaha... Bahkan bisa dibilang, bentuk perut saya sekarang jauh lebih parah dibandingkan perut-perut teman saya yang dulu sirik sama perut rata saya :|
Satu hal yang banyak disarankan oleh orang-orang di sekitar saya. Olahraga. Ya, cuma olahraga. Tapi ternyata membiasakan diri buat olahraga itu super duper hyper susah. Saya harus bener-bener mengumpulkan niat buat bisa bergerak olahraga. Hahahaha... Gimana ga buncit kalo kayak gitu..
Jadi, buat para perempuan Indonesia yang punya perut rata, maka pertahankan dan bersyukurlah kalian, karena sesungguhnya mengembalikan kerataan perut itu susah. Sama halnya kayak move on *lho? *malah
Akhir kata, mohon doa dan restu teman-teman sekalian untuk mengembalikan perut saya yang dahulu :)
08 May 2012
Kamu Penjual, Aku Pembeli!
#31haringetikdiblog
Penjual, adalah seseorang yang menjual barang.
Pembeli, adalah seseorang yang membeli barang.
Iya. Terus? Terus kenapa? Kenapa Karlaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa????????
Oke, logikanya dimana-mana, mau jualan apapun, yang namanya penjual pasti akan berusaha gimana caranya biar pembeli mau membeli barang jualannya, bukan maksa loh ya, tapi berusaha melayani dengan baik.
Nah, tapi masalahnya kebanyakan penjual jaman sekarang itu ga tau gimana caranya melayani dengan baik. Ga bisa dibohongin, banyak penjual yang di depan calon pembeli biasanya pura-pura pasang senyum semanis mungkin, berbicara seramah mungkin dan melayani sebaik mungkin. TAPI.......................... ga ikhlas. Banyak yang kayak gitu cuma biar si calon pembeli ini beneran mau beli barang jualannya. Begitu si calon pembeli ga jadi beli, keliatan deh aslinya, ngomel-ngomel kayak ibu tirinya Cinderella, raut mukanya berubah kayak nenek peyot.
Oke, dalam konteks kali ini, saya mau berfokus pada penjual sandang, alias pakaian dan teman-temannya.
Menurut saya, yang namanya penjual sandang harus bisa menyadari dari awal gimana kerjaan yang akan ia jalanin. Melayani. Nah kadang, para penjual ini ga terima kalo dikasih status sebagai 'pelayan', ya tapi kalo calon pembeli ga dilayani, gimana mereka mau ngasih uang mereka untuk ditukarin sama barang. Jelas-jelas seorang pembeli PASTI akan memeriksa sandang yang akan mereka beli sebelum memutuskan jadi beli apa engga, ngeliat kualitas sandangnya, sesuai apa engga sama selera, pas apa engga sama yang dibutuhin. Jadi menurut saya akan sangat wajar apabila seorang calon pembeli akan membongkar dan mengubek-ubek barang jualan seseorang. Lha wong di-'jajakan', berarti calon pembeli berhak buat memilih dong..
Saya paling GA SUKA BANGET sama penjual-penjual ga tau diri yang punya bakat kayak gitu, di awal sok ramah, nawarin barang, begitu diliat-liat dan ternyata ga cocok, eh langsung sewot dan pasang muka super ga enak. Kalo emang ga suka, ya ga usah nawarin! Dan yang paling penting ga usah jualan!
Saya pernah ngebentak seorang mba-mba muda yang jualan baju, yang awalnya sih manis banget, super ramah nawarin saya baju dengan berbagai model dan warna. Terus pas saya udah liat-liat barangnya, ternyata ga sesuai sama selera saya, dan saya memutuskan untuk ga jadi beli. Terus si mba penjual langsung pasang muka ga enak dan dengan ketusnya ngomong ke sesama penjual dengan nada yang rendah, "Dih, cuma liat doang!". Beeeeeeh.... emosi dooong! Untungnya telinga saya ini sangat peka dengan hal-hal macam itu, jadinya bisa denger apa yang si mba penjual omongin. Langsung aja saya bentak si mba penjual, "YANG IKHLAS DONG MBA KALO JUALAN!". Saat itu juga dia dibombardir dengan bentakan dari sang empunya toko baju. Puas rasanya ngomong kayak gitu tepat di depan muka si mba penjual yang saat itu juga langsung senyam senyum sok stabilitas. Cih..
Hal-hal kayak gitu, yang kadang ga disadari oleh banyak penjual, bahwa tindakan mereka yang kayak gitu sangat menunjukkan ketidakprofesionalan mereka dan justru akan membuat calon pembeli anti buat balik lagi ke kios atau toko mereka. Jadi, lebih baik sebelum memutuskan untuk menjadi seorang penjual, maka sadarilah bahwa kalian akan bertemu dengan banyak orang, baik dari kalangan bawah sampe kalangan atas, tua muda, pinter bodoh, semuanya harus mendapatkan pelayanan selayak mungkin. Jangan ngerasa menjadi penjual paling pinter dan menganggap calon pembeli bodoh. Itu sebabnya, seorang penjual harus sadar kalo mereka (mungkin) akan bertemu dengan calon-calon pembeli yang ga mereka harapkan, tapi harus tetap diberikan pelayanan yang layak.
Tapi saya ga men-generalisir semua penjual sandang kok. Ga sedikit juga penjual sandang yang saya temui bener-bener ikhlas, melayani dengan baik dan berbicara dengan ramah dan senyum yang beneran senyum, bukan senyum abal-abal. Biasanya penjual-penjual tipe kayak gini, yang bikin saya respek banget dan ga segan buat balik lagi ke tokonya. Bahkan ga jarang juga karena si pelayan yang ikhlas, saya jadi membeli barang yang mereka tawarkan padahal saya ga suka-suka banget.
Jadi, menurut saya, seorang penjual ga cuma butuh modal materi aja, tapi yang ga kalah penting adalah modal sabar dan ikhlas. Ga rugi kok bersikap ramah sama calon pembeli, selain ga bikin orang lain emosi juga bisa nambah pahala :)
Penjual, adalah seseorang yang menjual barang.
Pembeli, adalah seseorang yang membeli barang.
Iya. Terus? Terus kenapa? Kenapa Karlaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa????????
Oke, logikanya dimana-mana, mau jualan apapun, yang namanya penjual pasti akan berusaha gimana caranya biar pembeli mau membeli barang jualannya, bukan maksa loh ya, tapi berusaha melayani dengan baik.
Nah, tapi masalahnya kebanyakan penjual jaman sekarang itu ga tau gimana caranya melayani dengan baik. Ga bisa dibohongin, banyak penjual yang di depan calon pembeli biasanya pura-pura pasang senyum semanis mungkin, berbicara seramah mungkin dan melayani sebaik mungkin. TAPI.......................... ga ikhlas. Banyak yang kayak gitu cuma biar si calon pembeli ini beneran mau beli barang jualannya. Begitu si calon pembeli ga jadi beli, keliatan deh aslinya, ngomel-ngomel kayak ibu tirinya Cinderella, raut mukanya berubah kayak nenek peyot.
Oke, dalam konteks kali ini, saya mau berfokus pada penjual sandang, alias pakaian dan teman-temannya.
Menurut saya, yang namanya penjual sandang harus bisa menyadari dari awal gimana kerjaan yang akan ia jalanin. Melayani. Nah kadang, para penjual ini ga terima kalo dikasih status sebagai 'pelayan', ya tapi kalo calon pembeli ga dilayani, gimana mereka mau ngasih uang mereka untuk ditukarin sama barang. Jelas-jelas seorang pembeli PASTI akan memeriksa sandang yang akan mereka beli sebelum memutuskan jadi beli apa engga, ngeliat kualitas sandangnya, sesuai apa engga sama selera, pas apa engga sama yang dibutuhin. Jadi menurut saya akan sangat wajar apabila seorang calon pembeli akan membongkar dan mengubek-ubek barang jualan seseorang. Lha wong di-'jajakan', berarti calon pembeli berhak buat memilih dong..
Saya paling GA SUKA BANGET sama penjual-penjual ga tau diri yang punya bakat kayak gitu, di awal sok ramah, nawarin barang, begitu diliat-liat dan ternyata ga cocok, eh langsung sewot dan pasang muka super ga enak. Kalo emang ga suka, ya ga usah nawarin! Dan yang paling penting ga usah jualan!
Saya pernah ngebentak seorang mba-mba muda yang jualan baju, yang awalnya sih manis banget, super ramah nawarin saya baju dengan berbagai model dan warna. Terus pas saya udah liat-liat barangnya, ternyata ga sesuai sama selera saya, dan saya memutuskan untuk ga jadi beli. Terus si mba penjual langsung pasang muka ga enak dan dengan ketusnya ngomong ke sesama penjual dengan nada yang rendah, "Dih, cuma liat doang!". Beeeeeeh.... emosi dooong! Untungnya telinga saya ini sangat peka dengan hal-hal macam itu, jadinya bisa denger apa yang si mba penjual omongin. Langsung aja saya bentak si mba penjual, "YANG IKHLAS DONG MBA KALO JUALAN!". Saat itu juga dia dibombardir dengan bentakan dari sang empunya toko baju. Puas rasanya ngomong kayak gitu tepat di depan muka si mba penjual yang saat itu juga langsung senyam senyum sok stabilitas. Cih..
Hal-hal kayak gitu, yang kadang ga disadari oleh banyak penjual, bahwa tindakan mereka yang kayak gitu sangat menunjukkan ketidakprofesionalan mereka dan justru akan membuat calon pembeli anti buat balik lagi ke kios atau toko mereka. Jadi, lebih baik sebelum memutuskan untuk menjadi seorang penjual, maka sadarilah bahwa kalian akan bertemu dengan banyak orang, baik dari kalangan bawah sampe kalangan atas, tua muda, pinter bodoh, semuanya harus mendapatkan pelayanan selayak mungkin. Jangan ngerasa menjadi penjual paling pinter dan menganggap calon pembeli bodoh. Itu sebabnya, seorang penjual harus sadar kalo mereka (mungkin) akan bertemu dengan calon-calon pembeli yang ga mereka harapkan, tapi harus tetap diberikan pelayanan yang layak.
Tapi saya ga men-generalisir semua penjual sandang kok. Ga sedikit juga penjual sandang yang saya temui bener-bener ikhlas, melayani dengan baik dan berbicara dengan ramah dan senyum yang beneran senyum, bukan senyum abal-abal. Biasanya penjual-penjual tipe kayak gini, yang bikin saya respek banget dan ga segan buat balik lagi ke tokonya. Bahkan ga jarang juga karena si pelayan yang ikhlas, saya jadi membeli barang yang mereka tawarkan padahal saya ga suka-suka banget.
Jadi, menurut saya, seorang penjual ga cuma butuh modal materi aja, tapi yang ga kalah penting adalah modal sabar dan ikhlas. Ga rugi kok bersikap ramah sama calon pembeli, selain ga bikin orang lain emosi juga bisa nambah pahala :)
07 May 2012
Sertifikat dan Usia Tua
#31haringetikdiblog
Ah sial! Gara-gara internet kostan kemaren mati, saya harus kembali menyumbang 5.000 di celengan denda #31haringetikdiblog -.- Empet juga sih mesti bayar denda, padahal di akhir bulan dendanya buat saya sendiri hehe :D
But anyway, sebenernya kemaren saya pengen banget cerita tentang seminar yang saya ikutin di hari itu juga. Seminar yang saya ikutin itu berhubungan dengan public speaking dan negotiation. Kalo public speaking mah udah ga heran lagi, karena itu anak Komunikasi banget. Tapi, what is negotiation? Negosiasi pada konteks apa nih? Negosiasi tawar menawar harga di bringharjo? Ah apapun itu ya pokoknya itulah..
Motivasi ikut sih sebenernya cuma satu, SERTIFIKAT. Bener-bener ya makin tua, makin sadar bahwa sertifikat itu penting, apalagi sertifikat dari seminar-seminar bergengsi. Tapi di satu sisi juga mempertimbangkan topik public speaking yang diangkat sih. Nah di sisi lain lagi, karena pembicaranya ganteng! *teteeeeeeeeeeeep
Sebenernya sih saya juga ga merhatiin-merhatiin amat sama konten yang dibahas hihihi karna saya terlalu sibuk memperhatikan kegantengan sang pembicara, si Prabu Revolusi. Pada intinya sih, kakanda Prabu ini bilang kalo hal yang paling penting untuk diperhatikan sebagai seorang public speaker itu adalah mental. That's it! That is the point! Oke saya ga mau sok pinter, buat ngejelasin isi dari seminarnya.. Saya cuma mau sedikit cerita tentang sang kakanda Prabu..... eh bukan deng, sebenernya mau cerita tentang kehidupan cinta saya dengan kakanda Prabu....... hmmmm.... bukan juga deng, saya mau cerita tentang hubungan antara saya dan sertifikat.
Prof. Gugelawan menjelaskan bahwa, sertifikat adalah tanda atau surat keterangan (pernyataan) tertulis atau tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti pemilikan atau suatu kejadian.
Terus, apa hubungannya sama Karla Sekar Arum?
Oke, hubungannya adalah semakin tua usia saya di dunia perkuliahan, dunia perkuliahan loh ya bukan umur :p, saya semakin terdorong untuk mengejar cinta. Eh salah, maksudnya seminar yang menghasilkan cinta. Ups salah lagi, yang bener seminar yang menghasilkan sertifikat (cinta). Bukan. Sertifikat aja, ga pake dalam kurung cinta.
Sadar atau ga sadar, kadang saya ikut seminar cuma buat satu hal. SERTIFIKAT. Semakin banyak sertifikat yang saya dapetin, saya semakin bangga sama diri saya sendiri hahaha.. Kenapa ya? Mungkin karena waktu saya untuk ngelamar kerja udah semakin deket, dan dalam pikiran saya, semakin banyak saya ngumpulin sertifikat, maka akan semakin terlihat berpengalamanlah saya. Itu pemikiran saya. Pemikiran loh ya.. Ga tau juga bener apa engga.. Tapi satu hal, saya juga ga ngerasa rugi-rugi banget ikut seminar. Selain karena sertifikatnya, tentu saja saya juga ngedapetin ilmu, meskipun yaaaaaaaaaa... ilmunya suka lewat sekelebatan doang.
Aktifitas mengejar seminar, workshop atau apapun itu yang menghasilkan sertifikat baru saya perdalam setahun belakangan, ketika kuliah udah tinggal dikit, dan menyadari my time was running out. Beda banget sama Karla yang dulu, yang kalo ada seminar atau workshop, jangankan ikut, ngelirik posternya atau dengernya aja udah melengos. Lah sekarang? Nyari-nyari.. demi si sertifikat itu tadi sih sebenernya.
Inti dari cerita di atas adalah, betapa dasyatnya faktor 'usia tua' di perkuliahan yang berpengaruh pada idealisme seseorang.
Jadi buat eloh, eloh, eloh, eloh, eloh, eloh, eloh, eloh dan eloh semuanya, yang terhitung masih muda di dunia perkuliahan, jangan ragu jangan gundah jangan galau kalo mau ikut seminar atau workshop, khususnya yang menghasilkan sertifikat. Karena di 'usia tua'mu, kalian akan menjadi seperti saya, yang mengejar cinta, eh bukaaaaaaaaaaaaaaaaan! (lo nih pikirannya cintaaaaaaaaaaaaa mulu! *tempelengdirisendiri*) Mengejar sertifikat ya adik-adik dan teman-teman.
Akhir kata, kejarlah sertifikat sampai ke antartika :)
Ah sial! Gara-gara internet kostan kemaren mati, saya harus kembali menyumbang 5.000 di celengan denda #31haringetikdiblog -.- Empet juga sih mesti bayar denda, padahal di akhir bulan dendanya buat saya sendiri hehe :D
But anyway, sebenernya kemaren saya pengen banget cerita tentang seminar yang saya ikutin di hari itu juga. Seminar yang saya ikutin itu berhubungan dengan public speaking dan negotiation. Kalo public speaking mah udah ga heran lagi, karena itu anak Komunikasi banget. Tapi, what is negotiation? Negosiasi pada konteks apa nih? Negosiasi tawar menawar harga di bringharjo? Ah apapun itu ya pokoknya itulah..
Motivasi ikut sih sebenernya cuma satu, SERTIFIKAT. Bener-bener ya makin tua, makin sadar bahwa sertifikat itu penting, apalagi sertifikat dari seminar-seminar bergengsi. Tapi di satu sisi juga mempertimbangkan topik public speaking yang diangkat sih. Nah di sisi lain lagi, karena pembicaranya ganteng! *teteeeeeeeeeeeep
Sebenernya sih saya juga ga merhatiin-merhatiin amat sama konten yang dibahas hihihi karna saya terlalu sibuk memperhatikan kegantengan sang pembicara, si Prabu Revolusi. Pada intinya sih, kakanda Prabu ini bilang kalo hal yang paling penting untuk diperhatikan sebagai seorang public speaker itu adalah mental. That's it! That is the point! Oke saya ga mau sok pinter, buat ngejelasin isi dari seminarnya.. Saya cuma mau sedikit cerita tentang sang kakanda Prabu..... eh bukan deng, sebenernya mau cerita tentang kehidupan cinta saya dengan kakanda Prabu....... hmmmm.... bukan juga deng, saya mau cerita tentang hubungan antara saya dan sertifikat.
Prof. Gugelawan menjelaskan bahwa, sertifikat adalah tanda atau surat keterangan (pernyataan) tertulis atau tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti pemilikan atau suatu kejadian.
Terus, apa hubungannya sama Karla Sekar Arum?
Oke, hubungannya adalah semakin tua usia saya di dunia perkuliahan, dunia perkuliahan loh ya bukan umur :p, saya semakin terdorong untuk mengejar cinta. Eh salah, maksudnya seminar yang menghasilkan cinta. Ups salah lagi, yang bener seminar yang menghasilkan sertifikat (cinta). Bukan. Sertifikat aja, ga pake dalam kurung cinta.
Sadar atau ga sadar, kadang saya ikut seminar cuma buat satu hal. SERTIFIKAT. Semakin banyak sertifikat yang saya dapetin, saya semakin bangga sama diri saya sendiri hahaha.. Kenapa ya? Mungkin karena waktu saya untuk ngelamar kerja udah semakin deket, dan dalam pikiran saya, semakin banyak saya ngumpulin sertifikat, maka akan semakin terlihat berpengalamanlah saya. Itu pemikiran saya. Pemikiran loh ya.. Ga tau juga bener apa engga.. Tapi satu hal, saya juga ga ngerasa rugi-rugi banget ikut seminar. Selain karena sertifikatnya, tentu saja saya juga ngedapetin ilmu, meskipun yaaaaaaaaaa... ilmunya suka lewat sekelebatan doang.
Aktifitas mengejar seminar, workshop atau apapun itu yang menghasilkan sertifikat baru saya perdalam setahun belakangan, ketika kuliah udah tinggal dikit, dan menyadari my time was running out. Beda banget sama Karla yang dulu, yang kalo ada seminar atau workshop, jangankan ikut, ngelirik posternya atau dengernya aja udah melengos. Lah sekarang? Nyari-nyari.. demi si sertifikat itu tadi sih sebenernya.
Inti dari cerita di atas adalah, betapa dasyatnya faktor 'usia tua' di perkuliahan yang berpengaruh pada idealisme seseorang.
Jadi buat eloh, eloh, eloh, eloh, eloh, eloh, eloh, eloh dan eloh semuanya, yang terhitung masih muda di dunia perkuliahan, jangan ragu jangan gundah jangan galau kalo mau ikut seminar atau workshop, khususnya yang menghasilkan sertifikat. Karena di 'usia tua'mu, kalian akan menjadi seperti saya, yang mengejar cinta, eh bukaaaaaaaaaaaaaaaaan! (lo nih pikirannya cintaaaaaaaaaaaaa mulu! *tempelengdirisendiri*) Mengejar sertifikat ya adik-adik dan teman-teman.
Akhir kata, kejarlah sertifikat sampai ke antartika :)
05 May 2012
Era-ku Dulu Tak Begini ~
#31haringetikdiblog
Saya masih inget banget, kurang lebih sekitar 3,5 tahun yang lalu di Fisipol UGM yang sejuk, saya dan teman-teman sesama maba duduk di tengah lapangan sansiro yang menjadi salah satu icon di Fisipol UGM. Di sisi lapangan Sansiro, ada sebuah teras memanjang dengan beberapa tempat duduk yang dilindungi oleh pohon rindang, Fisipol UGM menyebutnya Kepel. Lalu tepat di depan Sansiro ada kantin Fisipol. Sampai saat ini, saya masih bisa membayangkan dan merasakan gimana "bersahabat"-nya suasana itu.
Setahun kemudian, saya dan teman-teman sesama Komunikasi 2008, semakin mengenal tempat-tempat yang menjadi icon Fisipol itu. Saya mulai sering duduk-duduk sambil bercengkrama dengan beberapa kakak angkatan dan juga teman lainnya di Kepel, demikian pula halnya dengan kantin yang hampir setiap hari menjadi tempat berkumpulnya saya dan teman-teman seangkatan sebelum dan sesudah kuliah. Hampir setiap saat saya ke kantin, selalu ada teman Komunikasi seangkatan yang duduk di sana, ga satu, ga dua, bahkan bersepuluh, dua puluh, bahkan lebih dari itu. Saya juga masih bisa membayangkan dan merasakan gimana saya dan teman-teman Komunikasi 2008 "menguasai" area kantin di masa itu.
Kemudian (kurang lebih) setahun setelah itu, Komunikasi UGM mengalami perombakan. Kepel dihancurkan dengan alasan rekonstruksi bangunan kampus. Banyak orang, khususnya anak Komunikasi yang menyayangkan hal itu, karena Kepel sudah menjadi satu bagian dari warga Komunikasi. Tapi apa boleh dikata, Kepel tetap dihancurkan oleh mesin raksasa bertangan baja. Hilanglah satu icon Fisipol UGM. Saya pun masih bisa membayangkan dan merasakan gimana rasa kehilangan akan suasana Kepel itu.
Seiring berjalannya waktu menuju tahun berikutnya, suasana "bersahabat" yang saya rasakan di awal saya menginjak kampus Fisipol sedikit demi sedikit pudar. Selain karena semakin hilangnya identitas awal kampus Fisipol yang saya temui pertama kali, semakin sedikit pula teman-teman Komunikasi seangkatan yang bisa saya temui di kampus. Rupanya saya sudah semakin menua hahahaha... Gimana ga ngerasa tua? Lha dulu tiap ke kampus jam berapa pun dan hari apapun, pasti nemu sosok-sosok teman seangkatan. Sekarang? Boro-boro nemu. Ngeliat sekelibatan bayangannya aja enggak.
Iya, semuanya berubah. Semua suasana yang saya temui di awal saya masuk Fisipol UGM berubah. Yang sama, cuma ibu kasir di kantin, yang selalu menyapa saya, "Mba Karlaaaaaaa.. makan apa mbaaa?" :D
Mungkin sekarang bukan eranya saya dan teman-teman seangkatan lagi yang "menjajah" kantin dan sekitarnya di kampus, yang ketawa-ketawa sampe ngakak, ga peduli orang lain yang makan di sana haha. Lha wong kadang juga isi kantin didominasi oleh teman seangkatan, kalo pun orang lain, paling juga mas/mba Komunikasi angkatan 2007, yang temen kita-kita juga hehe..
Berbanding terbalik sama sekarang, yang kalo ke kampus, kadang cuma plonga-plongo. Untung-untungan nemu temen seangkatan atau orang yang dikenal, kalo engga ya blah-bloh sambil ngeliatin pemandangan di kantin yang yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.. gitu deh. Suasananya juga udah beda banget, dan itu sangat kerasa, minimal bagi saya sendiri.
Itu dia yang saya bilang era-ku dulu tak begini. Kadang, saya ngerasa orang asing di kampus sendiri haha.. Saya yakin, temen-temen seangkatan saya juga ada yang merasakan itu. Ga jarang juga, saya ngerasa rame, tapi sebenernya sepi.. Padahal saya masih inget jelas, saya hampir ga pernah ngerasain hal itu di kampus waktu masa "kejayaan" dulu hehe :p Tapi ya itu tadi, era-ku dulu tak begini, sekarang era-ku memang harus begini.
Mungkin bagi saya dan teman-teman seangkatan di Komunikasi UGM, era kejayaan di kantin dan spot-spot 'gaolgelak' (harus gitu ngomongnya) di kampus udah lewat..
Sekarang waktunya kami berjaya di perpus dan kantor jurusan, sampe nanti dateng waktunya, kami berjaya di Graha Sabha Pramana, dengan (InsyaAllah) menggunakan toga. Amiiiiiiiin! :)
Saya masih inget banget, kurang lebih sekitar 3,5 tahun yang lalu di Fisipol UGM yang sejuk, saya dan teman-teman sesama maba duduk di tengah lapangan sansiro yang menjadi salah satu icon di Fisipol UGM. Di sisi lapangan Sansiro, ada sebuah teras memanjang dengan beberapa tempat duduk yang dilindungi oleh pohon rindang, Fisipol UGM menyebutnya Kepel. Lalu tepat di depan Sansiro ada kantin Fisipol. Sampai saat ini, saya masih bisa membayangkan dan merasakan gimana "bersahabat"-nya suasana itu.
Setahun kemudian, saya dan teman-teman sesama Komunikasi 2008, semakin mengenal tempat-tempat yang menjadi icon Fisipol itu. Saya mulai sering duduk-duduk sambil bercengkrama dengan beberapa kakak angkatan dan juga teman lainnya di Kepel, demikian pula halnya dengan kantin yang hampir setiap hari menjadi tempat berkumpulnya saya dan teman-teman seangkatan sebelum dan sesudah kuliah. Hampir setiap saat saya ke kantin, selalu ada teman Komunikasi seangkatan yang duduk di sana, ga satu, ga dua, bahkan bersepuluh, dua puluh, bahkan lebih dari itu. Saya juga masih bisa membayangkan dan merasakan gimana saya dan teman-teman Komunikasi 2008 "menguasai" area kantin di masa itu.
Kemudian (kurang lebih) setahun setelah itu, Komunikasi UGM mengalami perombakan. Kepel dihancurkan dengan alasan rekonstruksi bangunan kampus. Banyak orang, khususnya anak Komunikasi yang menyayangkan hal itu, karena Kepel sudah menjadi satu bagian dari warga Komunikasi. Tapi apa boleh dikata, Kepel tetap dihancurkan oleh mesin raksasa bertangan baja. Hilanglah satu icon Fisipol UGM. Saya pun masih bisa membayangkan dan merasakan gimana rasa kehilangan akan suasana Kepel itu.
Seiring berjalannya waktu menuju tahun berikutnya, suasana "bersahabat" yang saya rasakan di awal saya menginjak kampus Fisipol sedikit demi sedikit pudar. Selain karena semakin hilangnya identitas awal kampus Fisipol yang saya temui pertama kali, semakin sedikit pula teman-teman Komunikasi seangkatan yang bisa saya temui di kampus. Rupanya saya sudah semakin menua hahahaha... Gimana ga ngerasa tua? Lha dulu tiap ke kampus jam berapa pun dan hari apapun, pasti nemu sosok-sosok teman seangkatan. Sekarang? Boro-boro nemu. Ngeliat sekelibatan bayangannya aja enggak.
Iya, semuanya berubah. Semua suasana yang saya temui di awal saya masuk Fisipol UGM berubah. Yang sama, cuma ibu kasir di kantin, yang selalu menyapa saya, "Mba Karlaaaaaaa.. makan apa mbaaa?" :D
Mungkin sekarang bukan eranya saya dan teman-teman seangkatan lagi yang "menjajah" kantin dan sekitarnya di kampus, yang ketawa-ketawa sampe ngakak, ga peduli orang lain yang makan di sana haha. Lha wong kadang juga isi kantin didominasi oleh teman seangkatan, kalo pun orang lain, paling juga mas/mba Komunikasi angkatan 2007, yang temen kita-kita juga hehe..
Berbanding terbalik sama sekarang, yang kalo ke kampus, kadang cuma plonga-plongo. Untung-untungan nemu temen seangkatan atau orang yang dikenal, kalo engga ya blah-bloh sambil ngeliatin pemandangan di kantin yang yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.. gitu deh. Suasananya juga udah beda banget, dan itu sangat kerasa, minimal bagi saya sendiri.
Itu dia yang saya bilang era-ku dulu tak begini. Kadang, saya ngerasa orang asing di kampus sendiri haha.. Saya yakin, temen-temen seangkatan saya juga ada yang merasakan itu. Ga jarang juga, saya ngerasa rame, tapi sebenernya sepi.. Padahal saya masih inget jelas, saya hampir ga pernah ngerasain hal itu di kampus waktu masa "kejayaan" dulu hehe :p Tapi ya itu tadi, era-ku dulu tak begini, sekarang era-ku memang harus begini.
Mungkin bagi saya dan teman-teman seangkatan di Komunikasi UGM, era kejayaan di kantin dan spot-spot 'gaolgelak' (harus gitu ngomongnya) di kampus udah lewat..
Sekarang waktunya kami berjaya di perpus dan kantor jurusan, sampe nanti dateng waktunya, kami berjaya di Graha Sabha Pramana, dengan (InsyaAllah) menggunakan toga. Amiiiiiiiin! :)
04 May 2012
#31haringetikdiblog
Menulis itu karya, apapun bentuknya. Perkenalkan salah satu gerakan yang menghargai karya tulisan: #31harimenulis. #31harimenulis adalah sebuah (sebut saja) gerakan yang dimotori oleh kakak angkatan saya di Komunikasi UGM untuk mengajak anak-anak muda menulis apapun itu di blognya. Unik ya? Unik dooooong, lulusan Komunikasi UGM!
Hahaha anyway #31harimenulis ini selalu dilakukan pada bulan mei, dan tahun ini adalah tahun kedua gerakan itu dilakukan. Sebenernya saya pengen banget ikutan, tapi saya juga bingung kenapa kemaren saya ga daftar hahaha.. Sistemnya jadi kayak denda, setiap peserta harus menulis di blognya selama 31 hari di bulan mei, dan bagi yang 'bolong' alias ga nulis akan didenda 20.000/hari. Jadi selain ngajak anak muda buat nulis, kita juga diajak untuk bertanggung jawab. Wedyaaaaan.. Asik tenan tho..
Yaudalah, karena saya udah telat daftar, saya ikutan untuk diri saya sendiri, judulnya #31haringetikdiblog. Rule of #31haringetikdiblog khusus bagi Karla adalah denda 5000 (aja) per hari kalo bolong nulis di blog. Duitnya harus dimasukin celengan, dan baru boleh dibuka pas akhir bulan hahahaha.. Jadi kayak nabung buat diri sendiri. Lumayaaaan..
Nah berhubung bulan mei, udah lewat 3 hari, jadi saya udah nyelengin 15.000 di celengan yang saya sendiri belom beli :p
Oiya buat temen-temen yang mau baca postingan peserta #31harimenulis bisa langsung dicek di sini :)
Hahaha anyway #31harimenulis ini selalu dilakukan pada bulan mei, dan tahun ini adalah tahun kedua gerakan itu dilakukan. Sebenernya saya pengen banget ikutan, tapi saya juga bingung kenapa kemaren saya ga daftar hahaha.. Sistemnya jadi kayak denda, setiap peserta harus menulis di blognya selama 31 hari di bulan mei, dan bagi yang 'bolong' alias ga nulis akan didenda 20.000/hari. Jadi selain ngajak anak muda buat nulis, kita juga diajak untuk bertanggung jawab. Wedyaaaaan.. Asik tenan tho..
Yaudalah, karena saya udah telat daftar, saya ikutan untuk diri saya sendiri, judulnya #31haringetikdiblog. Rule of #31haringetikdiblog khusus bagi Karla adalah denda 5000 (aja) per hari kalo bolong nulis di blog. Duitnya harus dimasukin celengan, dan baru boleh dibuka pas akhir bulan hahahaha.. Jadi kayak nabung buat diri sendiri. Lumayaaaan..
Nah berhubung bulan mei, udah lewat 3 hari, jadi saya udah nyelengin 15.000 di celengan yang saya sendiri belom beli :p
Oiya buat temen-temen yang mau baca postingan peserta #31harimenulis bisa langsung dicek di sini :)
Subscribe to:
Posts (Atom)