.SWEET LIKE CANDY, FRESH LIKE MINT, WARM LIKE CHOCOLATE, FUN LIKE COLOUR, VALUABLE LIKE GOLD.
25 March 2010
perfection doesn't make me perfect
itu sifat jelek saya yang kesekian yang ada dalam diri saya.
jujur, saya tipe orang yang menginginkan suatu pekerjaan menjadi sempurna, apalagi pekerjaan itu di bawah tanggung jawab saya. terkadang hal ini yang bisa merugikan orang lain terutama orang-orang yang menjadi "bawahan" saya. mereka seperti menjadi "korban" walaupun sebenernya saya sama sekali ga bermaksud gitu. sebenarnya saya juga bukan tipe orang yang otoriter, saya berusaha membagi suatu pekerjaan dengan rapi dan seimbang, tetapi terkadang penyampaian saya yang salah, sehingga mereka berpikir lain tentang maksud saya.
perfeksionisnya saya ini juga bikin saya ga percayaan sama orang. saya ga yakin orang lain bisa meng-handle pekerjaan dengan baik, dan itu bikin saya jadi orang yang maunya kerja sendiri, padahal hal itu ga mungkin, selain keterbatasan kemampuan, juga keterbatasan energi.
jujur aja, saya sama sekali ga mau dianggap bossy. saya ga pengen jahat sama orang, tapi terkadang orang sering banget menyalah artikan maksud saya.
saya nyuruh A, saya nyuruh B, saya nyuruh C, bukan berarti saya mau otoriter, karena sebenernya saya memikul suatu beban tersendiri.
hari ini saya dikasih pelajaran sama seorang teman, karena sikap saya yang (katanya) bossy.
saya ga sadar. saya ga ngerti. jujur aja pelajaran itu bikin saya kaget banget! bikin saya ga tau mau gimana! dibilang tersinggung iya, dibilang sakit hati iya, tapi saya ga mau menyalahkan orang lain.
saya berusaha introspeksi. saya berusaha sadar diri.
saya ga mau sifat saya yang perfeksionis ini bikin orang lain sakit hati, bikin orang tersinggung, saya ga mau itu.
saya pengen berubah, pelan-pelan, sesuai dengan misi saya tahun 2010 untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
seperti kata mba kos saya, permasalahannya bukan bisa atau ga bisa, tapi mau atau ga mau?
dan.................... yaaaaaaa saya MAU!
my name is khan movie
awalnya saya ga terlalu tertarik buat nonton film ini, ngeliat posternya yang menurut saya biasa aja dan ga menarik. setelah denger gosip-gosip kalo film ini bagus, saya jadi penasaran.
hasilnya : AWESOME. itu kata yang keluar setelah saya nonton film ini.
ya, memang. dasyat banget! keren banget! memotivasi banget! editannya keren banget! pemainnya oke banget! settingnya bagus banget! ceritanya super duper bagus bangeeet!
pokoknya semua yang bagus-bagus pake banget!
ceritanya tentang seorang autis yang pinter dan punya semangat untuk mencapai apapun. dia sayang sama keluarga dan sahabatnya. dia ga pernah bohong. dia menghargai siapapun. dia romantis. dia tau mana baik dan mana buruk. dia berusaha memahami perasaan orang lain. dia penolong. dia setia. pokoknya si autis ini baik banget deh.
berbagai macam konflik yang ada di film ini "dapet" banget. si sutradara bagus banget mengemas film ini, konfliknya naik turun dan ga bikin bosen.
saya terinspirasi banget abis nonton film ini, dan jujur aja penggalan ceritanya teringat-ingat terus di pikiran saya.
untuk pertama kalinya saya merinding berkali-kali dan nangis berkali-kali nonton film ini, nangis seneng, nangis terharu, nangis deg-degan, wah emosinya campur aduk deh.
pokoknya kalian semua harus tonton film ini!
worth it banget!
and so recommended!
23 March 2010
sepi keramaian
saya baru membaca sebuah tulisan di blog seorang teman kos saya, tulisan mengenai "seorang teman" di kos ini.
saya kangen. saya kangen ramainya rumah kedua saya ini.
aneh. padahal rumah kedua saya ini sudah ramai tadi, dan sekarang udah jam 00.27, wajar kan kalo sepi, yaiyalah semua orang pada di kamar, dan menata cerita di mimpinya masing-masing.
tapi malam ini saya di depan laptop sambil menempelkan headset di telinga saya, segala sesuatu yang berhubungan dengan mic.word udah saya tutup.
saya kangen teriakan di rumah ini, saya kangen lawakan di rumah ini, saya kangen masakan di rumah ini, saya kangen cerita di rumah ini, saya kangen, saya kangen, saya pengen mendengar itu semua malam ini. sekarang.
what is sentimen?
yaaa.. saya sedang sentimen, sama seseorang yang sebenernya saya ga kenal-kenal amat sama orang itu.
lha terus kenapa sentimen?
saya juga bingung sebenernya kalo saya ditanya kayak gitu.
orang ini sebenernya ga punya masalah sama saya, tapi saya ngerasa kalo dia punya masalah sama saya.
aneh yaaa? hahaha iya emang aneh.
sebenernya saya ga mau su'udzon, dosa mamen!! tapi gimana ya, perasaan sentimen ini tu dateng terus kalo ngeliat bahkan mendengar namanya.
saya ga mau kayak gini! orang itu belum tentu jahat sama saya, orang itu belum tentu se-negatif yang saya pikirin, orang itu kan juga manusia biasa.
tapi lagi-lagi saya suka sebel sendiri, suka ngumpat, suka mikir yang aneh-aneh -_______-
saya bingung sama karakter saya yang kayak gini!
saya ga mau kayak gini, kalaupun saya harus kayak gini, tolong ya Allah kasih saya penjelasan kenapa saya kayak gini dan tunjukin jalan untuk ga kayak gini.
21 March 2010
lelaki perlu "kacamata kuda"?
saya melihat ibu saya yang sedang tidur di tempat tidur kamar kos saya dengan pulasnya, yaa beliau sedang di jogja untuk menjenguk anak perempuannya hehe.
tiba-tiba saya teringat sama pacar saya yang sedang berada di suatu negara yang jaraknya bermil-mil dari kos saya. lagi ngapain ya dia? sama siapa? udah makan belom?
hmm..
beberapa menit sebelumnya dia sms saya, dia bilang di negara sana banyak perempuan cantik, saya sudah bisa menebak itu -______- tapi dia bilang kalo yang dia sayang ada di jogja, cailaaaaah hahaha.. *krikrik banget dah gombalnya pacar saya ini*
eh bicara soal lirik-melirik, saya sebenernya ga suka banget sama lelaki yang hobinya lirik-lirik perempuan lain apalagi itu lelaki udah punya pacar, ggrrrr saya bisa marah banget kalo pacar saya kayak gitu, tapi gimana yaaa, emang dasar namanya lelaki, pacar saya tetep aja suka gitu..
ga di tempet makan, di mall, di jalan, di xxi bahkan di kos saya sekalipun!!
kalo ada perempuan yang eye catching dikit aja, langsung deh matanyaaaaaaaa..
saya sering banget marah sama sikap dia yang kayak gitu, ga liat apa kalo saya lagi ada di samping dia!
tapi dia selalu punya alasan untuk ngeles, emang dasar anak psikologi, jadi alasannya ya berhubungan dengan psikologi, dia bilang setiap orang mau perempuan ataupun lelaki wajar banget ngelakuin hal kayak gitu, yang penting hati dan pikirannya dijaga, masa sih?? i dont think so! saya tetep ga suka!
tapi saya pernah baca di sebuah majalah wanita tentang sifat-sifat lelaki, dan salah satunya ya itu tadi looking around, search for something like brand new, zzzzzzz..
mau apapun alasannya saya tetep aja ga suka!
SAYA GA SUKA!!
pertanyaannya adalah, kenapa saya ga suka, padahal sebenernya itu wajar? tapi saya juga wajar kan kalo ga suka? hahahaha tau ah, pokoknya saya ga suka sama lelaki yang suka lirik-lirik.
lelaki itu emang butuh "kacamata kuda"..
19 March 2010
Cause I Love You
Cause I love You by Agnes Monica
Canda tawa.. tangisanmu.. air mataku..
Tak ku sesali
Pelukanmu.. amarahmu.. pengorbananmu..
Tak kan ku ganti
#
Semua yang harus kita alami
Membuat kita 'tuk saling mengerti
Reff :
Coz I love you
Coz I need you
And I want you
By my side
Keakuan tak buatmu 'tuk jadi ragu sayangi aku
('Tuk sayangi aku)
Back to #, Reff
I love you
I need you
By my side
And I need you
I need you
I want you
I need you
Back to #, Reff
little bout sociology communication
*sebut saja tugas saya yang terbengkalai karna ga jadi dikumpul, daripada ga berguna, mending saya berbagi sedikit ilmu di blog saya.
PERSPEKTIF UMUM: KOMUNIKASI, MEDIA DAN MASYARAKAT
Perspektif Positivistik
Pandangan positivistik timbul atas dasar pandangan seorang Henry Sain Simon (1760-1825) yang kemudian dikembangkan oleh Auguste Comte (1798-1857). Simon dan Comte melihat suatu fenomena yang mencengangkan bahwa manusia di dunia merupakan makhluk yang hanya percaya pada suatu tahayul dan kejadian yang hanya sekedar khayalan metafisika. Comte melihat bahwa hal-hal yang selama ini terjadi dalam kehidupan sosial, merupakan suatu hal yang bergerak atau terjadi atas dasar suatu metafisika dan bersifat empiris. Comte pun membuat gagasan mengenai tiga tahapan perkembangan manusia dalam melihat suatu realitas sosial yang ada. Tiga tahapan tersebut adalah teologi, metafisik, dan positivis.
Tahap pertama berupa teologi. Teologi merupakan suatu tahap yang menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan merupakan suatu konstruksi manusia berdasarkan pada kehendak ilahi. Kepercayaan akan kehendak ilahi inilah yang menimbulkan suatu bentuk animisme, politheisme dan monotheisme. Ketiga bentuk tersebut menjadi suatu hal yang memperlihatkan bahwa manusia hanyalah seorang makhluk yang sekedar percaya pada suatu hal yang bersifat tahayul. Tahap kedua yaitu metafisik. Tahap ini mulai menunjukkan adanya tanda-tanda metafisika. Hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sosial mulai diyakini terjadi karena adanya faktor dorongan berupa metafisika, kejadian-kejadian yang terjadi tersebut menjadi suatu hal simbolik yang didasari dengan berbagai macam faktor. Tahap ketiga adalah positivis. Tahap positivis ini semakin menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan sosial bersifat pasti, nyata dan generalisme. Tahap ini meyakini bahwa alam mengandung ilmu pengetahuan yang menjadi faktor pendukung atas terjadinya suatu hal, dalam hal ini teknologi juga mulai menjadi suatu faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu hal. Tahap positivis ini membentuk suatu kejadian yang memiliki tiga sifat umum, yaitu empiris, objektif dan verifikatif. Sesuatu dikatakan empiris apabila kejadian tersebut nyata dan benar-benar ada, fakta yang ada dapat diverifikasi dan hanya memiliki satu kebenaran. Sesuatu dikatakan objektif, apabila sesuatu dapat diinderakan. Dan sesuatu dikatakan verifikatif, apabila sesuatu itu dapat dibuktikan secara empiris. Tentu saja hal positivisme merupakan suatu hal yang bukan hanya sekedar terjadi tanda adanya faktor, melainkan suatu hal yang terjadi secara bertahap dan memiliki suatu latar belakang.
Secara epistimologi, perspektif positivistik menjadi suatu perspektif yang memandang bahwa realitas sosial terjadi atas dasar suatu ilmu pengetahuan dan suatu realitas terjadi atas dasar suatu alasan. Apabila dipandang dari sisi epistemologi tersebut, maka terlihat bahwa perspektif positivistik tidak hanya sekedar mengandung nilai metafisika melainkan juga mengandung nilai objektivitas dan dukungan ilmu pengetahuan. Perspektif positivistik juga menjadi suatu perspektif yang erat dikaitkan dalam suatu hubungan komunikasi. Menurut Deddy Mulyana (2000:58), perspektif positivisme memandang komunikasi sebagai proses sebab akibat, yang mencerminkan pengirim pesan (komunikator) untuk mengubah pengetahuan atau sikap penerima (komunikan). Sebagai contoh, perspektif positivisme dapat diimplementasikan pada teori Agenda Setting yang menyatakan bahwa konstruksi masyarakat dilakukan oleh media melalui efek dari tayangan-tayangan di media tersebut. Dari teori tersebut, maka dapat dilihat bahwa media dijadikan suatu alat yang mendukung terjadinya suatu konstruktivitas pada kehidupan penontonnya, terdapat suatu proses penyampaian dan pengaruh dari tayangan dalam suatu media ke dalam pemikiran penontonnya.
Perspektif Ekonomi Politik
Perspektif ekonomi politik lahir dari pemikiran Marxisme. Marxisme lahir dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bahwa / kelas buruh. Eksploitasi ini sering kali menjadi suatu hal yang dianggap biasa bagi penguasa untuk memenuhi kepentingan-kepentingan kelas atas. Struktur yang ada di dalam suatu bidang, sebut saja industri media, mayoritas dipegang oleh kelas atas, sedangkan kelas bawah hanya dijadikan pekerja atau buruh.Penelitian empiris menunjukkan bahwa kepemilikan dan pengendalian industri komunikasi massa dipusatkan di tangan kelompok-kelompok kepentingan yang kuat secara ekonomi maupun finansial yang relatif kecil. Dengan demikian, pemikiran Marxis membatasi hubungan antara kelompok atas dan kelompok bawah, batasan tersebut terlihat jelas dari struktur kerja dalam suatu institusi. Pemikiran tersebut melahirkan suatu perspektif ekonomi politik dalam media komunikasi.
Menurut Palgrave (1917), politik ekonomi dipandang sebagai kombinasi dari kajian relasi negara atau pemerintahan terhadap aktivitas industri individu. Hampir sama dengan pendapar Palgrave, menurut Vincent Mosco (1996), ekonomi politik merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan sosial khususnya hubungan kekuasaan, yang berkaitan dengan hubungan tentang produksi, distribusi dan konsumsi sumber daya termasuk sumber daya komunikasi. Pada umumnya ekonomi politik merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan pihak penguasa dengan pihak individu (masyarakat), bagaimana mengontrol dan bertahan dalam kehidupan sosial. Berdasarkan pengertian tersebut, maka saya mengambil suatu kesimpulan bahwa perspektif ekonomi politik merupakan suatu perspektif mengenai keterhubungan pihak tertinggi atau dalam hal ini penguasa dengan pihak individualis, dalam hal ini masyarakat umum, dalam menjalani sesuatu dan mengatur hubungan tersebut. Hubungan antara media dan masyarakat tentu saja tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perspektif ekonomi politik ini.
Secara epistemologi, perspektif ekonomi politik memandang media sebagai suatu sumber daya komunikasi yang dikuasi oleh pihak penguasa yang menyalurkan berbagai aspek dalam kehidupan sosial kepada masyarakat. Media mendistribusikan suatu dampak dan berbagai konten dalam kehidupan sosial kepada masyarakat yang mengkonsumsi suatu media. Hubungan ekonomi politik dalam media tersebut, terlihat dalam struktur dalam institusi media tersebut, siapa yang memegang kendali, siapa yang memegang kuasa media, siapa yang bekerja di media dan siapa yang menjalankan sistem media tersebut. Media sebagai suatu alat komunikasi yang “elit”, tidak dapat melepaskan institusinya dari ekonomi politik, ekonomi suatu media didasarkan pada pihak tertinggi yang seringkali dipegang atau dikuasai oleh penguasa, pihak penguasa seringkali berhubungan dengan perpolitikan, maka dari itu hal inilah yang menghubungkan antara perspektif ekonomi politik dan media sebagai institusi.
Sebagai contoh fenomena dalam media Indonesia saat ini yang berkaitan dengan perspektif ekonomi politik, adalah mulai banyaknya aktor-aktor politik yang memegang sahan bahkan menjadi penguasa tertinggi dalam suatu media. Contohnya saja Metro Tv yang dikuasai oleh Surya Paloh dan juga TvOne yang dikuasai Aburizal Bakrie. Tentu saja hal ini menjadi contoh bagaimana politik tidak dapat dipisahkan dalam ekonomi dalam suatu institusi khususnya media. Kekuasaan pihak tertinggi dalam suatu institusi, dalam hal ini media, memang cenderung dipegang oleh orang-orang politik, hal ini tentu saja untuk mendukung dan mempertahankan institusi media tersebut. Keterkaitan perspektif ekonomi politik dalam media menjadi suatu daya tarik tersendiri, melihat semakin banyaknya institusi media di Indonesia, baik itu cetak maupun elektronik, dan kemungkinan penguasaan institusi media tersebut oleh aktor-aktor politik pun semakin besar. Hal ini tentu saja akan menjadi suatu fenomena tersendiri bagi perpolitikan dan media Indonesia.
Mosco, Vincent. The Political Economy of Communiction, London; SAGE
Publication (1996).
18 March 2010
feelin feelin feelin
pertama. saya mulai merasa lelah dengan tugas kuliah, tapi sebenarnya saya menikmati kuliah saya. di semester 4 ini saya berani bilang: INI BARU NAMANYA KULIAH! tapi ya itu tadi, tugasnya bikin saya jadi super super capek.
kedua. saya mulai merasa lemah. bukan lemah dalam arti kata saya penyakitan, tapi saya merasa lemah kalo udah ketemu sama yang namanya masalah. rasa-rasanya saya jadi ga setangguh dulu kalo ngadepin masalah.
ketiga. saya mulai merasa malas. bukan malas belajar, tapi malas melakukan aktivitas lain selain kuliah. saya mulai malas bergabung dalam berbagai kegiatan dan lain-lain. kalo kayak gini terus, saya mau dapet pengalaman darimanaaaaaa??
keempat. saya mulai merasa "kok hidup saya sepi ya?" padahal kalo diliat-liat, saya punya banyak temen, baik itu temen kuliah, temen kosan, temen ukm dan temen-temen lainnya. tapi ntah kenapa saya tetep merasa hidup saya sepi. kemana mereka semuaaaaaa?
kelima. saya mulai merasakan sesuatu yang lebih dari sayang. hahaha.. siapakah lelaki beruntung yang berhasil mendapatkan perasaan saya tersebuuuut?? mmm.. aneh memang, karena sejujurnya saya tipe perempuan yang susah untuk sayang dengan lelaki, apalagi untuk merasakan sesuatu yang lebih dari sayang.
susah memang untuk mendefinisikan sesuatu perasaan, saya ga pengen hidup saya datar-datar aja. dari sekian banyak perasaan di atas, cuma perasaan nomor lima yang bisa bikin dinamika baru dalam hidup saya, semoga keempat nomor lainnya bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih berdinamika.
17 March 2010
we called us TITIK
high temperature of bored
SAYA BUTUH LIBUR!!!
SAYA GA BUTUH TUGAS!!!
aduuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhhhhhh........
friendship
patrick star to spongebob
kalimat ini saya dapetin dari sebuah page punya seorang temen kos saya.
dapet banget meaningnya, mungkin ini kata-kata yang cocok untuk semua sahabat saya di kota perantauan ini.
saya ga tau gimana nasib saya di jogja ini kalo ga ada mereka, mereka yang bikin otak saya jernih waktu tugas lagi numpuk, mereka yang bisa bikin saya ketawa sampe ngakak waktu saya lagi sedih sampe nangis berdarah-darah *lebay, mereka yang selalu ada buat saya.
yess.. ".knowledge cannot replace friendship. I’d rather be an idiot than lose you."
*tapi saya juga ga akan ketemu mereka kalo bukan karena saya mengejar knowledge hehehe..
fresh my new template
setelah meminta beberapa temen saya buat ngasih html nya tapi ternyata (katanya) ga bisa, akhirnya saya bisa jugaaa!!
mm lumayankan? yang kemaren udah warna item, gelep, sekarang saya ganti warna putih yang akan lebih cerah.
jujur aja, template saya yang kemaren itu, bikin saya jadi males nulis, makanya jarang ada postingan baru haha.
sekarang saya udah ganti, semoga makin semangat nulis deeeh.
enjoy it readers :)