Siapa bilang KKN itu nyeremin?!
Siapa bilang KKN itu ngabisin waktu?!
Siapa bilang KKN itu ga berguna?!
Siapa bilang KKN itu cuma nyusahin doang?!
Siapa bilang?! Siapa bilang?! Ngaku! Sini saya tabok orangnya!
*tabokdirisendiri*
Bener apa kata orang, pengalaman itu ga akan jadi pengalaman ketika belum terjadi. Untuk ke sekian kalinya saya harus menelan ludah karena semua pernyataan dan pemikiran saya tentang KKN adalah SALAH BESAR!
Kuliah Kerja Nya(n)ta(i) atau biasa disebut KKN ini merupakan salah satu program universitas saya yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswanya untuk memenuhi persyaratan lulus. 2 bulan harus saya habiskan di desa orang dengan lingkungan yang baru dan teman-teman yang baru pula. Siapa yang mau? Mungkin ada sih, tapi bukan saya orangnya.
Di pikiran saya yang namanya KKN itu ya ribet! Jadi anak desa, tidur di rumah warga desa yang belum tentu cocok sama kita sendiri, belum lagi kalo temen-temennya juga ga cocok, bikin tambah ga betah. Itu yang saya takutin! Apalagi beberapa kali ikut rapat kelompok KKN saya yang sekarang, saya merasa belum cocok dengan mereka. Kayaknya saya terasingkan di tengah mereka, hanya ada 3 teman satu jurusan yang saya andalkan untuk menjadi teman hidup saya selama 2 bulan di tempat KKN.
Sampe tiba waktunya saya harus berangkat ninggalin kota Jogja, merelakan waktu liburan 2 bulan saya bersama tim KKN Unit 33 yang beranggotakan 25 orang.
Desa Tuntang, Salatiga. Desa tempat saya KKN berada di antara kota Salatiga dan kota Semarang. Ga terlalu pinggiran sebagai sebuah desa, cukup 15 menit dari salatiga dengan motor dan 1 jam dari Semarang dengan mobil. Bertempat tinggal di rumah Kepala Desa, saya tinggal satu atap dengan 11 teman KKN saya yang semuanya perempuan, Ibu Kades, Pak Kades dan dua anaknya Faris dan Alin.
Semua citra saya tentang KKN berubah total hanya dalam waktu sehari di rumah tersebut. Menyenangkan! Pengalaman yang ga akan pernah saya dapetin dimanapun saya berada!
Bayangkan saya hidup dengan 8 teman baru, 3 teman dekat dan sebuah keluarga kecil dalam 1 atap merupakan hal baru yang super mengasikkan. Dari pertama mata melek sampe mata merem, ketemunya ya mereka. Fina, Manda, Putri, Linda, Niniz, Lia, Indira, Lintang merupakan teman-teman baru yang seketika berubah menjadi keluarga baru, ditambah dengan Enji, Ep, Karim yang sudah lama menjadi keluarga saya sejak menginjakkan kaki di Komunikasi UGM. Bener-bener keluarga baru yang super menyenangkan.
Jangan ditanya tentang kompaknya. Meskipun kami berasal dari daerah yang berbeda-beda, jurusan yang berbeda-beda, karakter yang berbeda-beda, tapi kami bisa menjadi satu keluarga yang klop satu sama lain. Ketawa dan ngakak sampe sakit perut udah jadi makanan saya sehari-hari. Bahkan saya juga pernah menangis di antara mereka sambil meluapkan isi hati saya. Benar-benar keluarga baru yang benar-benar BARU!
Pondokan Soang. Nama baru rumah Pak Kades yang hanya berlaku bagi saya dan kesebelas teman saya. Banyak banget kegiatan saya dan teman-teman saya di pondokan ini yang kemudian menjadi rutinitas. Bangun pagi, senam pagi, beresin kamar, masak di dapur yang hanya bertahan sebagai rutinitas selama 1 minggu pertama hahaha. Buka lapak, jam bodoh, haram-haraman, main UNO, merajut, gelotekan, main jempol, semuanya menjadi rutinitas. Ga pernah ada kata bosen selama semuanya dilakuin bareng-bareng sama mereka. Semuanya terasa sangat sangat menyenangkan.
Di pondokan soang, semua punya satu, satu punya semua. Kita semua berbagi, ga cuma makanan, tapi juga handuk bagi yang kehabisan stok handuk, kaos buat yang krisis baju, jaket yang dipakenya asal comot hahaha pokoknya semuanya! Ga ada yang namanya “eh itu punya gue” atau “eh jangan pake yang itu ya, itu punya gue” semuanya punya bersama.
Dan yang paling penting di sini, saya belajar banyak hal, mulai dari belajar masak, ngulek sambel, merajut dan main gitar. Ga cuma itu aja, bahkan saya belajar sabar, belajar peka, belajar buat mengerti orang lain dan ga seenaknya. Hidup sama orang baru dan mengenal lingkungan baru itu bukan hal mudah, tapi akan terasa sangat menyenangkan ketika kita bisa menyesuaikan diri kita dengan mereka dan berbagi semuanya dengan mereka.
SoangUhuy is Cihuy. I Heart You lah Pokokmen!
xoxo
1 comments:
hahhahahaa.....
tanks for the momen on tuntang city...
Post a Comment